JAKARTA (SUARABARU.ID)- Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi menyayangkan tindakan kekerasan dalam sepak bola yang terjadi satu minggu ini. Ada beberapa kejadian, yang membuat aparat kepolisian harus turun tangan.
Seperti diketahui, dalam laga pekan 20 dan 21, terdapat pelemparan terhadap bus yang ditumpangi pemain Arema FC, usai bertandingan menghadapi PSS (Sleman) di Stadion Maguwoharjo, Kamis (26/1/2023).
Kemudian muncul pula kejadian serupa, bus yang ditumpangi pemain Persis (Solo), usai menghadapi Persita (Tangerang), di Stadion Indomilk Arena, Sabtu (28/1/2023). Serta kejadian di Malang, Minggu (29/1/2023) ini.
BACA JUGA: Pemkab Blora Jalankan Program ‘Orang Tua Asuh’ untuk Anak Terindikasi Stunting
”Saya selaku CEO PSIS, menyayangkan apa yang terjadi belakangan ini. Sepak bola harusnya membawa kebahagiaan, persaudaraan, dan sikap saling respect. Segala kekerasan dalam bentuk apapun, baik sebelum, saat dan usai pertandingan tidak dapat dibenarkan,” ujar Yoyok dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (29/1/2023).
Dia berharap, kejadian kekerasan di dunia sepak bola Indonesia, segera berakhir, agar berlangsungnya kompetisi BRI Liga 1 tidak terganggu.
”Kami dan tentu semua penikmat sepak bola Indonesia berharap, kejadian kekerasan di sepak bola Indonesia tidak terjadi kembali. Ayo datang ke stadion dengan tertib, mendukung dengan tertib, dan pulang dengan tertib,” pinta Yoyok.
Dia juga ingin hilangnya kekerasan di olahraga ini, supaya jalannya Liga 1 tidak terganggu. Yoyok juga mendorong pemerintah, PSSI, klub serta suporter, untuk duduk bersama, guna mewujudkan sepak bola Indonesia yang bermartabat dan penuh kebahagiaan.
Riyan