Saat ini terdapat 10 provinsi yang memiliki dokter spesialis paling banyak. Yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, Sulawesi Selatan , DI Yogyakarta, Bali dan Sumatra Selatan. Sedangkan 10 provinsi dengan dokter spesialis paling sedikit adalah Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Kalimantan Utara, Gorontalo, Maluku,Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
“Persoalan kekurangan dokter baik umum maupun spesialis tak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di dunia”, terang Prof Dr Budi Santoso dr SPOG (K) yang juga menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Academic Health System.
Pada bagian lain Prof Dr Budi Santoso menambahkan untuk mengejar ketertinggalan produksi atau kuantitas dan distribusi telah disiapkan sistem Academic Health System (AHS) akan melengkapi proses pendidikan dokter spesialis.
AHS merupakan konsep yang mengintegrasikan pendidikan dan pelayanan kesehatan melalui kerjasama peningkatan layanan kesehatan. Konsep ini didorong untuk mengembangkan upaya promotif, preventif, kuratif dan rahabilitatif di layanan primer, sekunder, dan tersier.
“Melalui sistem AHS diharapkan dapat menyatukan prisip University basen dan Horpital based. Melalui AHS diharapkan dapat membantu mengitung jumlah dan jenis lulusan SDM kesehatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan wilayah,” jelasnya.
Sementara itu didampingi ketua penyelenggara Pertemuan Forum Dekan AIPKI Prof Dr Reviono yang juga Dekan Fak. Kedokteran UNS mengatakan kegiatan yang berlangsung mulai 278 sampai dengan 29 Januari 2023 akan diikuti Dekan Fakultas Kedokteran dari 92 Universitas di Indonesia.
Kegiatan merupakan agenda rutin enam bulan sekali. Tema yang diusung dalam forum ini yaitu peran AIPKI dalam menjaga kualitas lulusan pendidikan kedokteran melalui Academic Health System (AHS).
Bagus Adji