WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kamis sore (26/1), memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Bersama Pemprov Jateng dengan tiga Pemkab (Wonogiri, Sragen dan Klaten). Rakor bersama ini digelar di Balai Desa Mlokomanis Wetan, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur tampil dalam gaya ‘sersan’ (serius santai), dengan melempar pertanyaan-pertanyaan spontan untuk membangun munculnya komunikasi timbal balik yang dibumbui aneka lontaran kalimat bernada ‘segar.’
Sebagaimana misal, kepada salah seorang remaja putri peserta Rakor, Gubernur bertanya: ”Besok pengin jadi Gubernur atau Kades ?” Dijawab; ”Gubernur.” ”Lho kalau Gubernur itu masa jabatannya hanya lima tahun. Untuk Kades, prospeknya 9 tahun,” ujar Gubernur yang disambut tawa riuh hadirin.
Rakor Bersama Pemprov Jateng dengan 3 Pemkab ini, digelar setelah sebelumnya Gubernur tampil mengajar di SMK Negeri 2 Wonogiri. Di sekolah yang dipimpin Kepala Sekolah (Kasek) Suyono ini, pembelajaran Gubernur mengangkat topik ”Peningkatan karakter dalam rangka penanggulangan bullying, intolenransi dan radikalisme.”
Metode Gubernur Mengajar, disampaikan secara Luring (offline), melalui Daring (online) joint zoom meeting, dan lewat streeming chanel Youtube. Ikut hadir dalam acara Gubernur Mengajar, Kepala Dikbud Provinsi Jateng Dr Uswatun Hasanah bersama para pejabat Pemprov Jateng, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Wonogiri, Gunarsi, bersama para Kasek.
Percepatan
Untuk Rakor Bersama, mengangkat topik tentang percepatan penanganan kemiskinan dan stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Yang itu, ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Ikut hadir dalam Rakor Bersama tersebut, Bupati Wonogiri yang diwakili Wakil Bupati (Wabup) Setyo Sukarno bersama pimpinan dinas instansi terkait, para Kades, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, perwakilan kaum muda.
Sejumlah data keberhasilan penanganan stunting, disajikan dalam Rakor Bersama tersebut. Gubernur berniat belajar ke daerah yang memiliki keberhasilan tinggi untuk mengadopsi caranya, seperti di Kabupaten Sumedang, Jabar, misalnya.
Menurut Gubernur, penanganan stunting perlu dilakukan sejak dini. Lebih baik mencegah jangan sampai terjadi, daripada melakukan penanganan setelah terlanjur terjadi stunting. Ini perlu dilakukan penanganan sejak usia pranikah, pencegahan nikah usia dini dan penanganan pada ibu hamil.
Langkah percepatan, perlu dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, melalui upaya membangun jejaring kebersamaan, dengan melakukan inovasi. ”Mohon kepada Bapak Wakil Bupati, untuk mengawal pelaksanaannya dengan melakukan monitoring mingguan,” tandas Gubernur.
Kepada para Kades diminta untuk melakukan inventarisasi ibu hamil dan yang menderita stunting. ”Jumlah ibu hamil ada berapa, Kades harus tahu,” tandas Gubernur. Juga mengembangkan Gong Ceting (Gerakan Gotong Royong Cegah Stunting). Termasuk pemberian vitamin, makanan tambahan dan protein hewani, memberikan edukasi kepada remaja, pemberian ASI eksklusif, membudayakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Bambang Pur