Kue keranjang. Foto: Dok/jatengprov.go.id

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kamu pastinya sudah paham makanan khas Imlek yang satu ini. Ya, Kue Keranjang menjadi sajian khas selama Imlek. Sebenarnya seperti apa asal usul kue keranjang, mengapa makanan ini selalu ada di hari Imlek?

Dikutip dari Suara.com, kue keranjang terkenal juga dengan nama Nian Gao, atau disebut dengan kue Tahun Baru Imlek. Kue ini dibuat dari tepung beras ketan dan dikonsumsi bersamaan dengan masakan China. Simak asal usul kue keranjang yuk.

Kue Keranjang juga dikenal dengan sebutan “Kue Beras”. Kue keranjang sebenarnya dapat dimakan sepanjang tahun, tapi secara tradisional akan sangat populer selama Tahun Baru China. Yuk, kita ketahui lebih lengkap asal usul kue keranjang ini.

Ciri khas kue keranjang

Camilan manis lengket bernama kue keranjang ini diyakini sebagai persembahan kepada Dewa Dapur, dengan tujuan agar mulutnya akan terjebak dengan kue lengket, sehingga dia tidak bisa menjelek-jelekkan keluarga manusia di depan Kaisar Giok. Selain dimakan saat tahun baru, kue keranjang ini juga disajikan selama Festival Duanwu.

Berasal dari China

Kue keranjang menyebar di negara-negara Asia Tenggara dan Sri Lanka karena pengaruh China yang melakukan perjalanan ke luar negeri. Pembuatan Nian Gao dapat ditelusuri kembali ke dinasti Utara dan Selatan (386-589 AD).

Nian Gao berarti “tahun yang lebih tinggi,” menyiratkan harapan diperolehnya kemakmuran dari tahun ke tahun. Asosiasi ini membuat Nian Gao menjadi salah satu hadiah penting selama periode tahun baru karena sebagai simbol mendoakan kemakmuran untuk orang yang memberi dan menerima hadiah.

Nian Gao tradisional berbentuk bulat dengan dekorasi karakter dewa simbol untuk kemakmuran di atasnya. Karakter ini sering ditulis dalam naskah tradisional China.

Sejarah Nian Gao sudah ada sejak lebih dari 2000 tahun. Setelah kalender China didirikan pada Dinasti Zhou (abad ke-11 SM – 256 SM), orang China mulai memiliki konsep “tahun”. Sejak saat itu, orang-orang menawarkan Nian Gao atau kue keranjang iini sebagai pengorbanan kepada dewa dan leluhur.

Pada Dinasti Tang (618 – 907 AD), Nian Gao menjadi makanan tradisional China yang dimakan selama Festival Musim Semi. Pada Dinasti Qing (1636-1912), Nian Gao berkembang menjadi camilan rakyat umum yang dimakan sepanjang tahun, tetapi masih merupakan suguhan khusus untuk festival.

Jenis-jenis kue keranjang

Jenis-jenis Nian Gao atau kue keranjang berbeda di setiap daerah asal usulnya. Di China Utara, penduduk setempat biasanya makan Nian Gao putih, sementara di barat laut China, orang makan kuning Nian Gao.

Di daerah barat daya, Nian Gao buatan pabrik adalah makanan penutup yang populer. Kue beras merah, hijau, atau ungu yang terbuat dari pewarna sayuran adalah kue keranjang yang umum dan dimakan di China Selatan. Kue keranjang di China Selatan ini biasanya dimakan dengan sayuran dan daging.

Sebagai barang hadiah, Nian Gao dibuat menjadi berbagai bentuk dengan kemasan yang menarik agar sesuai dengan musim perayaan. Desain karakter yang populer umumnya ikan mas yang melambangkan surplus (perdagangan) setiap tahun. Dewa Kekayaan, sebagai simbol keberuntungan dan harapan baik untuk Tahun Baru.

Tujuan menghadirkan kue keranjang di hari imlek

Kue keranjang memiliki makna berbeda untuk orang tua, kaum muda, dan anak-anak. Perbedaan makna itu adalah, bagi orang tua, kehadiran kue keranjang atau Nian Gao selama Imlek menunjukkan keinginan untuk umur panjang.

Bagi kaum muda, kehadiran kue keranjang selama Imlek menunjukkan keinginan untuk promosi jabatan dan pendapatan tinggi. Untuk anak-anak, kehadiran kue keranjang menjadi simbol keinginan untuk tumbuh dewasa.

Warna utama Kue Keranjang.

Warna utama kue keranjang atau Nian Gao adalah kuning dan putih. Dalam budaya China, kuning melambangkan emas dan putih melambangkan perak. Jadi Nian Gao juga melambangkan Dewa Kekayaan

Itu tadi asal-usul kue keranjang atau Nian Gao lengkap dengan arti, warna dan jenis-jenisnya.

Ning Suparningsih