Para siswa foto bersama seusai mengikuti kampanye penguatan literasi bertajuk Literasi Anti Kekerasan Seksual yang diselenggarakan mahasiswa Ilkom USM pada Jumat (13/01/2023). (Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi USM melakukan kampanye penguatan literasi bertajuk Literasi Anti Kekerasan Seksual di SD Kebon Dalem Semarang pada Jumat (13/01/2023).
Kegiatan ini diikuti tiga guru wali kelas dan 58 siswa terdiri atas kelas 4 hingga kelas 6 SD.

Dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Jender dan Minoritas, Dr. Yulianto Budi Setiawan mengatakan, berdasarkan data Kemensos 2020 menyebutkan bahwa kekerasan serta pelecehan seksual pada anak, datanya telah mencapai 8.259 kasus, meningkat di saat pandemi menjadi 11.797 kasus.

Para siswa SD Kebon Dalem Semarang antusias mengikuti Kampanye penguatan literasi bertajuk Literasi Anti Kekerasan Seksual pada 13 Januari 2023. (Foto: News Pool USM)

”Apalagi pada saat ini, kasus kekerasan seksual pada anak dapat dikatakan terus meningkat dan menjadi fenomena gunung es sebab banyak korbannya yang takut melapor ke orangtua atau keluarga, karena ada ancaman dari pelaku serta stigma yang menganggap bahwa kekerasan seksual merupakan aib,” kata Yulianto.

Oleh karena itu, katanya, pelatihan literasi anti kekerasan seksual terhadap anak ini merupakan salah satu upaya kami dari institusi pendidikan untuk turut serta berperan aktif memberikan literasi dan pengetahuan ke masyarakat sekitar terkait bahaya, dampak serta upaya-upaya pencegahan dari permasalahan tersebut.

”Kegiatan literasi anti kekerasan seksual terhadap anak ini merupakan salah satu project akhir/UAS dari mata kuliah Komunikasi Jender dan Minoritas–bagian dari mata kuliah praktikum di program studi s1 Ilmu Komunikasi Universitas Semarang,” ungkapnya.
Psikolog dan Advokat yang menjadi pembicara pertama, Dr. Constantinus meminta berhati-hati terhadap keberadaan orang lain yang mencurigakan.

”Beberapa cara untuk menghindari tindak kekerasan seksual adalah menghindari orang-orang yang tidak di kenal, berani berkata tidak atau stop dan memberontak ketika sudah berada dalam kondisi terdesak. Selain itu juga tegas terhadap perilaku seseorang yang tidak senonoh, dan tentunya harus mencari lingkungan pertemanan yang sehat,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Dr. Susana Adi Astuti. Menurutnya, yang merupakan Konsultan Psikolog selaku pembicara kedua juga menyampaikan harus berani melaporkan tindak kejahatan seksual kepada keluarga dan pihak berwajib.

”Karena bentuk kekerasan seksual itu sangat banyak, seperti melecehkan dalam bentuk fisik, humor berbau pornografi, dan mengintip. Jadi, kita harus berdoa dan berjaga-jaga,” tegas konsultan psikolog.

”Saya mewakili SD Kebon Dalem mengucapkan apresiasi kepada USM, khususnya mahasiswa jurusan ilmu komunikasi yang telah berbagi ilmu dan pengetahuan mengenai literasi kekerasan seksual. Banyak manfaat yang bisa kami peroleh pada hari ini, terutama anak-anak supaya siap dalam mencegah dan mengantisipasi kekerasan dalam seksualitas,” kata Maria Natalina Rahmatingsih, S.Pd.

Kho, Samuel Heri Santoso selaku koordinator pelaksana menganggap kegiatan ini sangat penting dilakukan mengingat kejahatan kekerasan seksual masih marak terjadi di Indonesia terutama pada anak.

”Kampanye ini tidak lain adalah sebuah metode atau langkah dalam memberikan pemahaman, rasa kewaspadaan terhadap segala bentuk ancaman maupun kekerasan berbasis seksualitas, mengingat begitu maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di negeri ini,” tandasnya.

Muhaimin