Salah seorang pengasuh di ponpes, menunjukkan panel PLTS yang difungsikan untuk semua kegiatan di tempat pendidikannya itu. Foto: hms

SUKOHARJO (SUARABARU.ID)– Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terus tingkatkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mengembangkan berbagai sektor.

Saat ini sudah ada sekitar 2.000 desa mandiri energi di Jateng. Untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), telah dilakukan di beberapa sektor. Di antaranya pondok pesantren (ponpes), pelaku UMKM, serta pertanian.

Di tahun 2022, politikus berambut putih itu memberikan bantuan PLTS ke sejumlah ponpes. Dari data Dinas ESDM Provinsi Jateng, ada 10 ponpes yang mendapat bantuan ini. Di antaranya, Ponpes Sabilul Khoirot (Semarang), Muhammadiyah Ahmad Dahlan (Tegal), Al Imam An Nawawi (Tegal) dan Tanhibul Ghofilin (Banjarnegara).

BACA JUGA: Prioritaskan Keselamatan Siswa, Kepala Disdikpora Arahkan KBM SDN 3 Dorang Tetap Daring

Selain itu ada pula Ponpes Riyadhussholihin (Sukoharjo), Daarussalaam (Semarang), Amanah Ummah (Sukoharjo), Al Utsmani (Pekalongan), An Nawawi (Purworejo) dan Al Kahfi (Jepara).

Komitmen Ganjar bukan hanya pengoptimalan potensi saja, tetapi juga sebagai upaya perhatian terhadap pengembangan pendidikan Islam.

Kepala Ponpes Amanah Ummah di Desa Palur, Mojolaban, Sukoharjo, Fauzan Al Anshori, menuturkan, bantuan PLTS dari gubernur di tahun 2022, sangat bermanfaat bagi ponpes yang diasuhnya.

BACA JUGA: Anak Hanyut di Sungai Serayu Belum Ditemukan, Dalops BPBD : Masih Dicari!

”Alhamdulillah, pemanfaatannya luar biasa. Kami rasakan, satu untuk pemakaian kegiatan pembelajaran kami bisa full, untuk menggunakan multimedia. Dan juga untuk pemanfaatan yang lain, bisa kita maksimalkan seperti asrama,” kata Fauzan dalam keterangannya di ponpes setempat, Rabu (11/1/2023).

Sejak ada PLTS, proses pembelajaran semakin maksimal. Baik kegiatan pendidikan formal maupun kepesantrenan. ”Setelah PLTS terpasang, kami cukup leluasa mengadakan kegiatan pembelajaran maupun kepesantrenan,” lanjutnya.

Meski penggunaan listrik untuk kegiatan bertambah, namun biaya tetap hemat. Mereka juga tidak lagi terkendala adanya pemadaman listrik. ”Dulu per bulan bisa Rp 1,5 juta, tapi karena sekarang menggunakan PLTS, biaya listrik berkurang 50 persen lebih. Alhamdulillah juga, tidak terkendala pemadaman listrik,” paparnya.

BACA JUGA: Bripka Sarno, Sulap Lahan Kosong Jadi Kebun Sayuran Mayur

Fauzan juga memberikan apresiasinya pada Gubernur Ganjar, yang telah memberikan perhatian kepada ponpes. ”Kami sampaikan terima kasih, telah memberikan perhatian pada pendidikan Islam. Di sini ada 164 santri, dengan sistem asrama,” ungkapnya.

Hal serupa juga disampaikan Pengurus Harian Ponpes Riyadhussolihin Nguter, Sukoharjo, Ahmad Rifai. Menurutnya, bantuan PLTS dari gubernur bukan hanya untuk pendidikan, melainkan untuk pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK).

”Alhamdulillah, bantuan PLTS dari Pak Ganjar tahun 2022 sudah terealisasi. Alhamdulillah manfaatnya banyak sekali, untuk mengurangi biaya listrik di Ponpes. PLTS kita fokuskan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Balai Latihan Kerja ada jurusan tata busana,” terangnya.

BACA JUGA: Resmi Dibuka, Ini Syarat Pendaftaran Panwaslu Kelurahan/Desa

Ditambahkan dia, dengan adanya PLTS, membuat hemat biaya listrik bulanan. Biasanya lebih dari Rp 500 ribu per bulan, kini hanya kisaran Rp 230 ribu. ”Dari penghematan biaya listrik itu, uangnya bisa kita alihkan ke kegiatan pendidikan di MI,” tandasnya.

Selain ke ponpes, Ganjar juga memberikan bantuan pada petani. Di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Purworejo misalnya, kini bisa panen setahun tiga kali.

Hal itu tak lepas dari bantuan berupa pompa air tenaga surya. Bantuan panel listrik tenaga surya senilai Rp 450 juta, yang bersumber dari APBD Pemprov Jateng tahun 2022 itu, dimanfaatkan untuk mengoperasikan pompa air irigasi pertanian.

BACA JUGA: Dua Pelican Crossing di Pasang di Kota Kebumen, Ini Manfaatnya

Petani di Desa Krandegan, Mustangin menyampaikan, bantuan itu sangat membantu petani di desanya. Menurut dia, sawah di Desa Krangdegan merupakan tadah hujan. ”Setelah adanya bantuan pompa air tenaga surya, Alhamdulillah pengairan di Desa Krandegan tak ada masalah,” ujar dia.

Dia menjelaskan, panel listrik tenaga surya itu berfungsi menghidupkan pompa air untuk menyedot air Sungai Dolang, yang kemudian dialirkan ke area sawah melalui parit. Dengan terpenuhinya kebutuhan air untuk pertanian, menjadikan petani bisa tiga kali tanam dan tiga kali panen dalam setahun.

Riyan