blank
Wakil Bupati Wonosobo M Albar ketika mentasyarufkan zakat Baznas pada penyandang disabilitas. Foto : SB/dok Prokompim

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Wakil Bupati Wonosobo M Albar mengaku malu karena kontribusi pembayaran zakat penghasilan Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat masih sangat kecil dibandingkan daerah lain di Jawa Tengah.

“Saya sebenarnya malu dan iri dengan daerah lain. Kontribusi pembayaran zakat ASN melalui Baznas sudah cukup tinggi. Sedang di Wonosobo masih sangat kecil. Karena itu, saya minta ASN untuk aktif membayar zakat penghasilan lewat Baznas,” akunya.

Pengakuan tersebut disampaikan Gus Albar-sapaan akrabnya-saat memberikan sambutan pada acara “Pentasyarufan Zakat Baznas 2022” di Pendopo Bupati setempat, Rabu (11/1/2023). Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Baznas Priyo Purwanto dan seluruh komisioner Baznas daerah.

Ketua Baznas Wonosobo Priyo Purwanto menyampaikan perolehan zakat dari ASN di daerahnya baru mencapai 30 persen atau sekitar Rp 2,4 miliar pertahun. Sementara di daerah lain, sudah ada yang mencapai Rp 15 miliar dan minimal Rp 8 miliar pertahun. Wonosobo termasuk jumlah perolehan zakat ASN terkecil di Jateng.

“Di tahun 2023 ini, Baznas Wonosobo menargetkan perolehan zakat penghasilan ASN bisa mencapai Rp 5 miliar. Dana sebesar itu, tentu saja butuh kontribusi dan partisipasi dari seluruh ASN daerah maupun pusat yang ada di Wonosobo untuk membayar zakat penghasilan lewat Baznas di daerah,” katanya.

Perolehan zakat yang dikelola Baznas, tambah dia, akan diberikan kepada pihak yang berhak menerimanya. Selama ini pentasyarufan zakat dilakukan dengan skema beasiswa pelajar, bantuan untuk penyandang disabilitas, fakir-miskin, anak yatim piatu, jambanisasi dan perbaikan rumah tak layak huni (RTLH) serta lainnya.

Partisapasi Aktif

blank
Wabup Wonosobo M Albar memberikan penghargaan pada OPD yang telah menyalurkan zakat melalui Baznas. Foto : SB/dok Prokompim

Wakil Bupati Wonosobo menyebut keberadaan Baznas sebagai penghimpun dan penyalur zakat, infaq, dan sedekah, khususnya di daerah ini, menjadi sebuah wadah yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Apalagi Wonosobo masih masuk kategori daerah miskin di Jateng.

“Saya menghimbau para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar turut serta dan mendorong para ASN di lingkungan masing-masing, untuk berpartisipasi aktif menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah melalui Bsznas,” ujarnya.

Pihaknya juga mendorong Baznas untuk dapat mengelola dan mendistribusikan zakat kepada pihak-pihak yang tepat sesuai ketentuan syariat Islam.
Apresiasi layak diberikan pada Baznas atas komitmen tinggi dalam membantu masyarakat menyalurkan zakat. Sehingga keberadaan zakat menjadi tepat guna.

“Sebagaimana tujuan berzakat untuk membersihkan harta, dan memberikan hak-hak orang lain. Saya harap pentasyarufan zakat ini mampu menggugah dan meningkatkan kepedulian masyarakat sekaligus dapat mendukung upaya daerah dalam mengatasi permasalahan kemiskinan,” katanya.

Gus Albar berharap pula pentasyarufan zakat bisa secara selaras meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan dan dapat diikuti dengan teratasinya berbagai permasalahan sosial lainnya.

“Harta yang dikeluarkan melalui zakat akan mampu menjadi sumbangsih berharga dalam penyelesaian permasalahan daerah. Kini baru 30 persen ASN/karyawan BUMD muslim, di Wonosobo yang menyalurkan zakat penghasilannya melalui Baznas,” tandasnya.

Muharno Zarka