blank
Bupati Kudus HM Hartopo dan Ketua DPRD Masan berfoto bersama warga Sedulur Sikep. foto: Diskominfo

KUDUS (SUARABARU.ID) – Dukungan semua elemen masyarakat dibutuhkan untuk mengupayakan keutuhan bangsa. Bupati Kudus Hartopo menyampaikan rasa persatuan dan kesatuan harus dirawat untuk mewujudkan kerukunan. Sebagai penghayat kepercayaan, Sedulur Sikep mampu menjaga kondusifitas Kabupaten Kudus.

“Saya mengapresiasi Sedulur Sikep yang selama ini turut menjaga kerukunan antarumat beragama,” ujarnya dalam Kegiatan Pembinaan Penghayat Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) Sedulur Sikep di Dukuh Kaliyoso, Desa Karangrowo, Undaan, Senin (26/12).

Bupati meminta agar Sedulur Sikep terus menjaga kerukunan sekaligus merawat jiwa patriotisme. Perbedaan yang ada harus dikesampingkan. Pihaknya mengajak agar Sedulur Sikep menjadi pelopor toleransi di Kabupaten Kudus.

“Rasa persatuan dan kesatuan harus dikuatkan. Tetap menjadi pelopor toleransi mewujudkan Kudus yang selalu kondusif,” terangnya.

Selain itu, Hartopo bersama Ketua DPRD Kudus Masan dan Badan Kesbangpol akan mengupayakan Mbah Samin Surosentiko, pelopor ajaran Samin sekaligus tetua Sedulur Sikep, dapat diusulkan menjadi pahlawan nasional. Sebab, Mbah Surosentiko turut melawan penjajah Belanda meskipun bukan melalui jalur perang.

“Kami bersama Pak Ketua Dewan dan jajaran akan berdiskusi terkait pengusulan Mbah Surosentiko jadi pahlawan nasional,” paparnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kudus Masan menjelaskan dukungannya memenuhi kebutuhan Sedulur Sikep. Salah satunya pembangunan Gedung Serbaguna yang akan segera dilaksanakan. Pihaknya juga menjelaskan meneladani jasa pahlawan bisa dengan menjaga kerukunan seperti yang ditunjukkan Sedulur Sikep.

“Meneladani pahlawan tak melulu tentang mengangkat senjata. Menjaga kerukunan sangat penting untuk menjaga keutuhan NKRI,” urainya.

Ketua PAKEM Budi Santoso berterima kasih atas dukungan Bupati Kudus dalam mengusulkan Mbah Surosentiko menjadi pahlawan nasional. Budi menyampaikan Mbah Surosentiko termasuk orang yang melawan Belanda dengan tidak mau membayar pajak kepada pemerintah kolonial. Budi juga menjelaskan bahwa Sedulur Sikep terus berkomitmen hidup berdampingan dengan damai bersama pemeluk agama dan penghayat kepercayaan lainnya.

“Kami memang berkomitmen terus rukun dan tidak memiliki konflik dengan pemeluk agama dan penghayat kepercayaan lain,” tegasnya.

Kepala Badan Kesbangpol Kudus Mohammad Fitriyanto menjelaskan kegiatan bertajuk “Membangun Toleransi Kerukunan Umat Beragama dan Kepercayaan dalam Mengenang Jasa Pahlawan Bangsa” untuk meningkatkan pemahaman pentingnya menjaga kerukunan. Kegiatan diikuti oleh 200 orang penghayat kepercayaan Sedulur Sikep.

“Semoga adanya kegiatan dapat memberikan gambaran pentingnya menjaga rasa persatuan dan kesatuan,” ujarnya.

Ali Bustomi