Ilustrasi minuman olahan biji salak. Foto: BolaStylo.com.
Ilustrasi minuman olahan biji salak. Foto: BolaStylo.com.

SUARABARU.ID – Salak (salacca zalacca) merupakan salah satu spesies palm yang tergolong dalam famili arecaceae yang tersebar di daerah Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia, terdapat 18 jenis salak yang dikembangkan di beberapa daerah, salah satunya adalah Bali, terutama di daerah Karangasem.

Biasanya, setelah memakan buah salak Anda akan membuang bijinya. Namun jangan salah, kandungan yang terkandung di dalam biji buah salak juga memiliki antioksidan bagi tubuh sehingga sayang jika tidak dimanfaatkan.

Antioksidan memegang peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap pengaruh buruk yang disebabkan oleh radikal bebas.

Antioksidan memiliki banyak manfaat bagi tubuh, misalnya sebagai pencegah penyakit jantung, memperkuat sistem imun tubuh, dan mencegah penyakit kanker.

Fakta menyebutkan, biji salak merupakan limbah yang paling besar dibandingkan dengan kulitnya. Limbah biji salak sebesar 25-30 persen berasal dari buah salak utuh, sedangkan limbah kulit salak hanya 10-14 persen.

Hasil uji fitokimia menunjukan biji salak mengandung senyawa flavonoid dan tannin serta sedikit alkaloid. Senyawa flavonoid di dalam biji buah salak mampu menuruhkan kadar glukosa dalam darah.

Ekstrak etanol biji buah salak memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 229,27 ± 6,35 (µg/mL). Sementara biji buah salak juga memiliki beberapa manfaat bagi tubuh, yaitu untuk mencegah hipertensi, mencegah radikal bebas, mengatasi asam urat, dan menjaga fungsi otak.

Di sisi lain, kebiasaan masyarakat yang gemar minum kopi bisa dikaitkan dengan data limbah biji salak. Konsumsi kopi yang terus menerus akan menjadikan pasokan biji kopi meningkat sehingga menyebabkan pasokan biji kopi yang kurang. Hal tersebut merupakan peluang terciptanya inovasi baru untuk mengganti biji kopi dengan biji buah salak.

Proses pengolahan kopi biji buah salak hampir sama dengan proses pengolahan kopi seperti biasannya. Biji buah salak yang sudah dikeringkan kemudian disangrai agar mengeluarkan aroma.

Dalam proses penyangraian tersebut harus diperhatikan dengan baik agar biji buah salak tidak terlalu pahit. Setelah disangrai, biji salak kemudian digiling dan disaring agar memperoleh bubuk kopi yang halus.

Bagaimana, Anda tertarik mencoba?

Faisal Firmansyah, mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian Universitas Semarang