Pada 2021, SIG berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp 2,021 triliun. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham pada Maret 2022 lalu, laba bersih ditetapkan sebagai berikut, sebanyak 50,66% atau Rp1,024 triliun ditetapkan sebagai dividen tunai dan sebesar 49,34% atau Rp997,190 miliar ditetapkan sebagai cadangan lainnya. Dari jumlah dividen yang dibagikan itu, pemerintah mendapatkan Rp522,34 miliar berkat kepemilikan saham sebesar 51,01%.
Terbaru, SIG secara konsisten mampu mencatatkan pertumbuhan yang solid, hingga kuartal III 2022. EBITDA absolut tercatat meningkat 0,6% menjadi Rp5,73 triliun dan marjin EBITDA meningkat 0,1% menjadi 22,7% dibandingkan tahun lalu. Laba bersih Perseroan juga meningkat 18,9% menjadi Rp1,65 triliun dengan peningkatan margin laba bersih 1,0% menjadi 6,5% dibandingkan tahun lalu.
“Pencapaian ini tidak lepas dari upaya Perusahaan yang terus fokus mengelola pasar, konsisten meningkatkan operational excellence untuk mencapai optimalisasi operasi dan efisiensi biaya, serta inisiatif untuk terus berinovasi mengembangkan diversifikasi produk dan solusi untuk menciptakan peluang dan pasar baru. Dengan demikian, Perusahaan dapat terus memberikan kontribusi terbaiknya kepada pemegang saham dan para pemangku kepentingan”, kata Vita Mahreyni.
Integrasi untuk Peningkatan Profitability
Setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 4 November 2020 lalu, SIG telah mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2 Desember 2022 untuk melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal Terbatas dengan cara menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan sebesar 51,01%, Pemerintah Indonesia akan mengambil bagian dalam aksi korporasi ini dengan melakukan inbreng atas saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Semen Baturaja (Persero) TBK (SMBR), yaitu sebanyak 7.499.999.999 saham Seri B atau mewakili 75,51% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR.
Sementara untuk pelaksanaan HMETD yang berasal dari porsi publik akan disetorkan dalam bentuk tunai. Transaksi inbreng tersebut akan membuat SIG menjadi pemegang saham mayoritas pada SMBR.
Bergabungnya SMBR menjadi bagian dari SIG akan memperkuat posisi perusahaan BUMN semen melalui kelancaran penyediaan dan distribusi pasokan semen, serta beragam solusi bahan bangunan lainnya yang memadai untuk kebutuhan pembangunan masyarakat dan mendukung agenda pembangunan nasional.
Langkah integrasi ini diprediksi akan memberikan nilai tambah melalui efisiensi dan sinergi mencapai Rp1,65 triliun selama tahun 2022 – 2026.
Widiyartono R