blank
Pembinaan kerukunan umat antaragama, digelar di Balai Desa Jatisrono, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Tujuannya agar saling toleransi harga-menghargai.(Dok.Pendim 0728 Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Upaya memelihara toleransi kerukunan beragama, menjadi kunci dalam menciptakan hidup rukun, saling harga-menghargai. Agar dalam bermasyarakat, dapat berjalan berdampingan, saling menghormati sesama, meski beda agama dan keyakinan.

Nilai-nilai pentingnya untuk hidup rukun dengan memelihara toleransi beragama ini, ditanamankan kepada para tokoh agama dan masyarakat di Desa Gunungsari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Penyampaiannya berlangsung di Balai Desa Gunungsari, dalam acara pembinaan kerukunan umat antaragama.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa (Kades) Gunungsari Sudiono, Danramil-14/Jatisrono yang diwakili Babinsa Serda Sukirno, Kapolsek Jatisrono AKP Sukardi, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Jatisrono, Asfari bersama para tokoh agama (Toga) dan tokoh masyarakat (Tomas).

Terpisah Danramil Kapten Inf Hengky Nurcahyadi melalui Penerangan Kodim (Pendim) 0728 Wonogiri, Pelda Indra, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan pembinaan umat antaragama tersebut.

Melalui kegiatan seperti itu, sekaligus dapat dijadikan wahana untuk mempererat kerukunan antarumat beragama. Juga menjadi langkah antisipasi cegah dini terhadap kemunculan terjadinya konflik sosial antarumat beragama.

Untuk diketahui bahwa bangsa Indonesia sangat majemuk. Terdiri berbagai macam suku, agama dan adat istiadat, Juga mempunyai budaya yang beraneka ragam.

Namun potensi kemajemukan dan keberagaman itu, harus dapat hidup rukun dan damai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mampu berjalan berdampingan, saling menghargai dan saling menghormati serta saling memberikan toleransi.

Bambang Pur