blank
Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng). Foto: hms

JAKARTA (SUARABARU.ID)– Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, kembali menerima Predikat A, dalam Hasil Evaluasi Reformasi di tahun ini. Sebelumnya, provinsi yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo ini, sudah empat kali berturut-turut mendapat Predikat A pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), sejak 2018 lalu.

Penghargaan kali ini diterima langsung Ganjar dari Menteri PANRB RI, Abdullah Azwar Anas, di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (6/12/2022).

”Saya menyampaikan terima kasih atas apresiasi dari Kementrian PANRB, termasuk hasil kerja kawan-kawan Pemprov Jateng,” ujar Ganjar. Penghargaan ini baginya, merupakan motivasi untuk terus bebenah di bidang reformasi birokrasi.

BACA JUGA: Curanmor, 4 Pemuda Jepara Ditangkap Polres Kudus

”Kita harus ada satu target lagi, untuk bisa dapat double A, jadi AA. Kita harus belajar dari tempat lain, agar bisa melakukannya,” lanjut dia.

Ganjar menjelaskan, target itu telah berjalan di Jateng, dengan membangun puluhan Mal Pelayanan Publik (MPP). Ganjar menargetkan 100 persen, dari 35 Kabupaten/Kota se-Jateng, untuk memiliki MPP sendiri.

”Maka saya minta pada seluruh Kabupaten/Kota se-Jateng, yang belum ada Mal Pelayanan Publik, segera buat. Itu tidak sulit, dan hanya butuh mau saja untuk melakukan itu,” terangnya.

BACA JUGA: Kapolres Wonogiri Pimpin Pergeseran Pasukan Pengamanan Pilkades Serentak

Sejauh ini, Jateng telah memiliki 22 MPP, yang tersebar di berbagai wilayah. Di antaranya MPP Pemprov Jateng, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Kota Surakarta, Karanganyar, dan Kota Salatiga.

Kemudian Kota Magelang, Kota Semarang, Kendal, Kudus, Jepara, Pati, Blora, Kebumen, Purworejo, Banyumas, Grobogan, Klaten, Brebes, Rembang, dan Cilacap.

Ditegaskannya, reformasi birokrasi yang terpenting adalah, memberikan pelayanan dengan baik dan optimal. Salah satunya dengan pemanfaatan MPP yang ada.

Selain itu, tak kalah penting pemerintah harus memperhatikan sektor investasi, penurunan angka kemiskinan, dan digitalisasi.
”Itu semua juga perlu mendapat perhatian,” tandasnya.

Riyan