blank

Oleh : Nor Afiyah Zain, S.Pd

Seiring dengan munculnya berbagai problematika dalam proses pembelajaran, guru harus mengetahui  bagaimana cara menemukan solusi terkait permasalahan  yang dihadapi siswa. Karena itu diperlukan asesmen. Namun demikian penerapan jenis asesmen harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan.

Karena itu asesmen merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembelajaran. Sedangkan salah satu jenis asesmen yang sering digunakan oleh guru dalam mengurai persoalan yang dihadapi siswa adalah asesmen diagnostik

Secara umum asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, mendiagnosa kemampuan dasar siswa dan kondisi awal siswa. Tujuannya dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan  kompetensi siswa sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kondisi siswa.

Asesmen diagnostik sendiri terbagi menjadi dua yaitu asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif.  Secara umum  asesmen diagnostik kognitif bertujuan untuk mengidentifikasi capaian kompetensi dan kemampuan siswa bukan untuk mengejar target kurikulum.

Sedangkan asesmen diagnostik non kognitif bertujuan menggali hal-hal yang terkait tentang  kesejahteraan psikologis dan sosial emosi siswa, Aktivitas siswa selama belajar di rumah, kondisi keluarga dan pergaulan siswa serta gaya belajar, karakter, serta minat siswa.

Tahapan melakukan Asesmen Kognitif

Tahapan Pelaksanaan asesmen diagnostik kognitif terdiri dari persiapan, pelaksanaan, diagnosis dan tindak lanjut:

Pertama, persiapan pembuatan jadwal pelaksanaan asesmen, identifikasi materi asesmen, Menyusun pertanyaan sederhana dengan pola 2-6-2 (2 pertanyaan sesuai kelasnya, 6 pertanyaan dengan topik satu kelas dibawahnya dan 2 pertanyaan dengan topik dua kelas dibawahnya.

Kedua, pelaksanaan dengan memberikan pertanyaan sederhana yang telah disusun kepada semua siswa

Ketiga, diagnosis dan tindak lanjut tahapan dilakukan dengan mengolah hasil asesmen dan membagi siswa berdasarkan nilai yaitu paham utuh, paham sebagian, dan tidak paham, hitung rata-rata kelas, melakukan pembelajaran topik, dan ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.

Tahapan melakukan Asesmen Non Kognitif

Tahapan pelaksanaan asesmen diagnostik kognitif terdiri dari persiapan, pelaksanaan, diagnosis dan tindak lanjut:

Pertama, persiapan dengan menyusun pertanyaan  panduan kemudian pertanyaan kunci

Kedua, pelaksanaan dengan meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar  di rumah serta menjelaskan aktivitasnya

Ketiga, diagnosis dan tindak lanjut dilakukan dengan mengidentifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata, menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila diperlukan. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif disetiap awal pembelajaran.

Jadi seberapa pentingkah asesmen diagnostik pembelajaran ?. Jawabnya tentu saja sangat penting karena dapat mengidentifikasi masalah atau kesulitan belajar yang dialami siswa dan kemudian membantu siswa untuk meningkatkan semangat dan cara belajarnya.

Karena itu guru seharusnya melakukan diagnosis secara berkala tiap bulan. Karena hasil asesmen  ini dapat digunakan untuk melakukan adaptasi materi  pembelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa kelas yang diajarnya.

Penulis adalah Guru SD Negeri 2 Gemiringlor Nalumsari Jepara