blank
Menghormati dan berbakti pada orang tua, menjadi hal yang wajib dilakukan. Foto: Dok Masruri

blankZAMAN remaja dulu saya pernah mempertanyakan peran doa sebagai penunjang keberhasilan. Menurut saya orang itu asal usahanya sungguh-sungguh, tentunya berhasil. Hal itu sempat saya diskusikan dengan sesepuh.

Dia berkata “Lihat kehidupan temanmu 20 – 30 tahun mendatang. Saat bertemu paman, dia cerita dua temannya yang dulu  kerja di pabrik sepatu. Yang satu bekerja disertai doa, puasa, dan teman satunya lagi, tidak. Maksiatnya pun tekun!

Sekarang yang rajin prihatin sudah bisa membuat sepatu sendiri dan terjual laris, dan temannya sampai usia 60  tahun masih kerja di orang lain. Saat saya  diminta cerita teman-teman, saya membenarkan hal itu.

Teman remaja saya ada yang bawaaannya rapi, disiplin dan religius dan dia aktif bersalawat 1000 kali menjelang tidur dan rajin puasa Senin- Kamis. Selain itu dia juga berbakti kepada orangtuanya.

Yang dia dapatkan bukan sekedar rezeki dalam bentuk harta. Belakangan kehidupannya lebih tenang, usaha maju, anak-anaknya berprestasi dibanyak bidang dan tidak ada yang bertingkah.

Sedangkan yang dulu biasa mengumbar hobi, ke tempat hiburan, hari tuanya rutenya seputar apotik dan rumah sakit. Ini mengingatkan dawuh para orangtua, sapa sing pasa, bakal riyaya. (Siapa puasa akan berlebaran). Insya Allah.