Menurut Iswar, melihat perkembangan pembangunan kawasan industri di Jawa Tengah, beberapa investor tengah berminat untuk menjadikan Kota Semarang sebagai pusat logistik.

Bahkan ada yang sudah mengajukan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) atau izin lokasi sebesar 250 hektar.

“Singapura bisa tumbuh padahal tidak punya apa-apa, itu karena logistiknya. Ini yang akan kita lakukan di Kota Semarang. Bahwa dengan pembangunan sebagai pusat logistik di Kota Semarang kita akan bisa berlari kencang. Untuk itu semua wilayah di kota harus kita pikirkan,” terang Iswar.

Maka dia mengingatkan, kita jangan terlambat. “Ke depan investasi di Kota Semarang pasti akan terus tumbuh. Terima kasih kepada bapak ibu sekalian dari asosiasi, guru besar dan konsultan yang hari ini kita bisa berembug. Semoga bisa menghasilkan suatu karya yang bisa kita bawa hal yang membanggakan kita sebagai masyarakat Kota Semarang,” kata Iswar.

Pembangunan Underground Simpang Lima merupakan salah satu Proyek Strategis Kota Semarang RPJMD Tahun 2021-2026.

Pengembangan tersebut dalam rangka untuk mengurangi kemacetan, khususnya di kawasan Simpang Lima serta sebagai pusat perekonomian Kota Semarang, yang di dalam penyusunannya memperhatikan RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031.

Sementara itu, selain sebagai pusat kegiatan ibadah, Masjid Raya Semarang yang sedianya berada di Mijen juga menjadi salah satu ikon religius baru masyarakat kota Semarang.

Masjid Raya Semarang digadang menjadi destinasi wisata religi di Semarang. Hal tersebut juga didukung dengan ditunjuknya Mijen sebagai kawasan strategis yang diperkuat dengan penempatannya sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Kota dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan tahun 2015-2025.

Hery Priyono