blank
Lestari saat memberikan sambutannya di acara W20 Post-Summit Meeting bertema Recover Together, Equally, di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). Foto: lmc

SEMARANG (SUARABARU)– Slogan Woman 20 (W20) Recover Together, Equally, harus menjadi seruan untuk terus bergerak dalam kebersamaan secara setara, dalam proses pemulihan pascapandemi, baik dalam skala lokal maupun global.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan hal itu pada kata sambutannya di acara W20 Post-Summit Meeting bertema Recover Together, Equally, di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022).

Forum W20 merupakan Engagement Group G20, yang membentuk jaringan pemberdayaan perempuan untuk mendorong pengadopsian komitmen G20, dalam isu perempuan.

BACA JUGA: Seleksi Guru dan Kepala Sekolah Berprestasi Diikuti 75 Peserta

“Pemberdayaan bagi perempuan di seluruh dunia terus menghadapi hhambatan besar, terutama selama pandemi covid-19,” ujar Lestari.

Per September 2022, data dari United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA), terkait progres pembangunan berkelanjutan, yang secara global ada 380 juta perempuan dan anak perempuan, yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Rerie, sapaan akrab Lestari, juga menyampaikan W20 melalui KTT W20 dengan tema ‘En Route to Gender Equality for Gender Welfare’, berkomitmen menjembatani kesenjangan disparitas gender.

BACA JUGA: Jalur Alternatif Rowokele-Sempor Longsor , 11 Warga Mengungusi

Presidensi W20 Indonesia, tegasnya, memperkuat isu prioritas dalam bentuk action plan yang memuat tiga isu utama, yaitu akuntabiltas untuk Implementasi G20, lewat empower KPI (Key Performance Indicators), sebuah dashboard untuk mengukur efektivitas kepemimpinan perempuan di sektor swasta.

Selain itu, peningkatan keterampilan dan mendorong sektor swasta untuk turut membantu pembiayaan bagi UMKM sebagai perempuan penggerak pertumbuhan ekonomi, dan membangun ketahanan digital serta keterampilan digital bagi perempuan pelaku UMKM.

Perempuan, tegas Rerie, anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi pascapandemi covid-19 melalui Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM).

BACA JUGA: Pemkot Magelang Cairkan Upah 2.072 Pekerja Program Padat Karya

Sektor UMKM, ujar anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, merupakan bisnis esensial yang dimiliki dan dijalankan oleh perempuan, khususnya di Indonesia.

Saat ini, tambahnya, tercatat perempuan Indonesia mengelola sebesar 52 persen dari total 63,9 juta usaha mikro, dan 56 persen dari 193 ribu usaha kecil. Perempuan Indonesia juga mengembangkan 34 persen dari 44 ribu usaha menengah.

Forum W20, tegas Rerie, mesti menjadi corong untuk terus menyuarakan ragam persoalan yang dihadapi perempuan, termasuk memperhatikan ketidakadilan dan kemiskinan struktural yang dialami perempuan di pedesaan.

BACA JUGA: Optimis Target Bulan Dana PMI 2022 Rp 500 Juta Tercapai

Selain itu, kaum perempuan juga mendukung pemenuhan hak-hak masyarakat lokal, menggalakkan gerakan pelestarian lingkungan dan mengembalikan setiap inisiatif membangun dunia, dengan berbasis kearifan lokal (local wisdom).

”Dibutuhkan kolaborasi yang solid antara pemerintah, swasta dan masyarakat, serta semua pihak, untuk mewujudkan komitmen itu,” ujarnya.

Apa yang dilakukan sekarang, tegas Rerie, bukanlah akhir tetapi awal dari perjalanan panjang untuk mewujudkan tujuan ke 5 SDGs, untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

BACA JUGA: Usaha Mikro Kecil Menengah RW. IX Griya Lestari Meriahkan Family Gathering

Pada kesempatan itu, Rerie juga mengajak para hadirin, menyaksikan video berjudul The Girl Effect, yang memaparkan sejumlah fakta penting, berbagai masalah yang masih dihadapi perempuan di dunia.

Melalui video yang diputar, Rerie menekankan pentingnya menyelamatkan anak perempuan hari ini, untuk menyelamatkan generasi penerus di masa datang.

Riyan