BREBES (SUARABARU.ID) – Pemerintah telah meluncurkan program konversi BBM ke Elpiji 3 Kg untuk para petani. Sedikitnya 30 ribu konversi yang akan didistribusikan mulai November 2022 hingga akhir tahun mendatang.
“Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pangkalan konversi elpiji ada 250 pangkalan. Tahun 2022 untuk wilayah Kabupaten Brebes mendapatkan 1.400 paket konversi akan dibagikan kepada 1.400 petani sasaran. Tapi, kebutuhan tabungnya bukan 1.400 sebenarnya, biasanya mengikuti jumlah aktifitas hari kerja petani di lahan,” kata Sales Branch Manager Rayon I Tegal, PT Pertamina Patra Niaga, Mohammad Taufik Ridwan Lubis di sela monitoring konversi Elpiji di persawahan Limbangan Kulon, Brebes, Senin (07/11/2022).
Mohammad Taufik Ridwan Lubis mengatakan, Pertamina berkomitmen untuk menyalurkan elpiji ke petani yang mendapatkan paket konversi yang sebelumnya para petani menggunakan BBM untuk mesin penyedot air di persawahan. Pemakaian tersebut yang dikonversi oleh Pemerintah, Kementrian ESDM bekerjasama dengan PT Pertamina Patra Niaga untuk mekonversi yang sebelumnya menggunakan BBM dan saat ini menggunakan elpiji melon (3 Kg).
Proses mendapatkan elpiji, para petani bisa datang ke pangkalan sebagai lembaga penyalur resmi Pertamina yang berada di level penyalur melalui agen dan elpiji terebut disalurkan ke pangkalan. Di pangkalan, petani bisa mendapatkan elpiji 3 Kg dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 15.500.
Teknisnya, kalau ada petani yang ingin mendapatkan elpiji program konversi bisa langsung datang ke pangkalan. Petani yang sudah terdaftar akan mendapatkan alatnya sedangkan Pertamina menyediakan elpijinya. “Hal itu hanya untuk petani yang mendapatkan program paket konversi dari pemerintah,” terang Taufik.
Untuk Tahun 2022 ini di wilayah seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke ada sekira 30 ribu paket konversi yang akan didistribusikan mulai bulan November 2022 hingga akhir tahun mendatang. Dan paket konversi inilah akan disalurkan termasuk untuk para petani di Kabupaten Brebes.
“Kita bisa menjamin stok di lembaga penyalur kita sampai di level pangkalan selalu tersedia, supaya tidak terjadi kekosongan ketika petani mau membeli elpiji untuk pengairan di sawah. Biasanya estimasikan untuk satu paket sekira 4-5 tabung elpiji 3 Kg dengan asumsi satu tabung seminggu,” ujarnya
Konversi Tahun 2022 merupakan yang ke-7 dilakukan Pertamina sebagai pelaksana konversi. Tujuan konversi, kata Taufik, memang salah satunya adalah untuk menekan biaya subsidi. Karena subsidi asalnya dari APBN yang berarti dari uang negara.
Harapannya, karena memang terbukti lebih irit sekira 1 banding 3-4. Dari angka penekanan subsidi itulah sebenarnya program ini dijalankan dan supaya subsidi tersebut juga bisa kita alihkan ke program lain yang lebih manfaat seperti peningkatan kualitas pendidikan, infrastruktur dan lainnya. Karena memang APBN yang mesubsidi untuk BBM dan elpiji jumlahnya cukup besar.
Terkait kemudahan dan aksesibilitas petani dan nelayan untuk mendapatkan elpiji. Karena kalau untuk mendapatkan BBM petani dan nelayan harus ke SPBU dengan membawa surat rekomendasi baru bisa melakukan pembelian BBM karena biasanya petani dan nelayan membeli BBM menggunakan jerigen. Tapi, ketika dikonversi menjadi elpiji dan sudah ada pangkalan elpiji yang ditunjuk akan lebih memudahkan dalam pembeliannya. “Jadi, aksesibilitas petani juga dibuat lebih mudah dan juga menekan biaya operasional pertanian,” ungkap Taufik.
Terpisah petani bawang merah asal Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Darma (49) mengatakan, dengan adanya konversi sangat membantu proses menyedot air untuk sawah miliknya seluas seper empat hektar yang berlokasi di Desa Limbangan Kulon, Brebes. Darma mengaku selain lebih irit biaya, dengan konversi dirinya juga mudah untuk memperoleh elpiji. “Saya beli dipangkalan sebesar Rp 15.500 di pangkalan yang telah ditunjuk.
Pemilik pangkalan LPG 3 Kg Sabas Prasetyo di Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes, Samsudin (50) mengatakan, pangkalannya menyediakan Epiji 3 Kg program konversi BBM ke Elpiji hanya melayani 14 petani yang memiliki kartu petani untuk konsumsi perairan. Untuk melayani 14 petani pihaknya menyiapkan 120 tabung Elpiji 3 Kg per bulan dengan harga sesuai aturan sebesar Rp 15.500 per tabung. “Kita menyediakan Elpiji 3 Kg untuk petani yang sudah terdaftar dan khusus untuk konsumsi perairan saja,” pungkas Samsudin.
Sutrisno