Pengalaman lain, waktu dia terlambat upacara. Menurut aturan yang berlaku, yang datang terlambat kena hukuman berdiri disamping lapangan. Sebelum masuk arena upacara, dia membaca doa favoritnya. Dalam hati dia minta agar selamat dari hukuman.
Setelah batinnya mantap, dia menuju samping lapangan. Dia berdiri di sana sepanjang berlangsungnya upacara. Dan anehnya, hingga upacara selesai tidak ada petugas menghampirinya. Bahkan peserta upacara pun seolah tidak melihatnya.
Padahal, biasanya setiap ada yang terlambat dan berdiri di samping lapangan, menjadi tontonan. Setelah upacara selesai, dia masih berdiri, menunggu kalau ada petugas mendatangi untuk memberi hukuman.
Karena yang ditunggu tidak kunjung datang, dia lalu meninggalkan tempat dan masuk kelas. Menurutnya ada kemungkinan mengapa hal itu terjadi. Pertama, kejujurannya yang tanpa diperintah dia langsung menuju tempat hukuman sehingga petugas simpati dan tidak tega menghukumnya. Kemungkinan lain efek dari amalan yang dibaca.
Dia menuturkan, sudah bertahun-tahun mengamalkan ilmu atau amalan itu dan dia merasakan manfaatnya. Namun suatu ketika, ilmunya tidak aktif justru disaat dia perlu pertolongan. Dia sering keluar kota untuk berguru.
Baca juga ‘Membaca Tanda Alam’ Calon Pemimpin Jadi – Tulisan Kedua
Dia tidak punya SIM. Baginya itu tidak masalah, karena dia punya keyakinan, jika maksudnya baik maka Allah akan melindungi. Setiap bepergian dia hanya berbekal STNK, dan setiap akan bepergian dia membaca amalannya, dan berkali-kali ada operasi SIM, dia selalu lolos dan tidak pernah diberhentikan petugas.
Namun, lama kelamaan dia khawatir. Setelah tiga tahun tidak punya SIM, dia memutuskan ikut ujian SIM dan lulus. Pikirnya, siapa tahu ada manfaatnya bagi ketenangan dijalan. Uniknya, setelah dia punya SIM, ilmunya malah tidak berfungsi. Dia sering kena operasi, namun karena surat-surat sudah lengkap, jadi tidak masalah.
Setiap orang yang merasa dirinya dalam pengawasan Allah, insya Allah diberi keselamatan. Dan sehebat apa pun ilmu, klimaknya adalah selamat. Bismillaahir rahmaanir rahiim Laa tudrikuhul abshaaru wahuwa yudrikul abshaara wahuwal lathiiful khabiir.
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, namun Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Karena Dia Maha Halus lagi Maha Teliti. (Al An’am: 103)
Masruri, penulis buku, praktrisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan Cluwak Pati