SAHABAT saya menuturkan pengalamannya. Ketika sedang mengaji, pada halaman akhir juz tujuh, saat dia membaca Laa tudrikuhul abshaaru wahuwa yudrikul abshaara wahuwal lathiiful khabiir, oleh gurunya disuruh berhenti.
Guru berkata,”Bacaanmu sudah bagus. Besok temui saya.” Esoknya dia menghadap guru. Karena dia sudah hafal, dia disuruh membaca di depan gurunya. Dan setelah itu dipesan agar membaca tiga kali setelah salat.
Tiga bulan kemudian, dia bertemu ahli hikmah yang menceritakan pernah menerima wejangan bahwa amalan itu kunci dari segala keselamatan.
Selain mengamalkannya dalam bentuk wirid, dia perlu memahami artinya, yaitu :”Dia tidak bisa dicapai dengan penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan, dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Setelah sekian tahun dia rutin mengamalkan, banyak pengalaman luar biasa dialaminya. Misalnya, pernah suatu saat dia menghadapi massa dari kampung lain yang akan menyerbu kampungnya. Saat itu dia hanya ditemani tiga teman.
Baca juga Membaca Tanda Alam Siapa Calon Pemimpin Jadi – Tulisan Kesatu
Sepanjang perjalanan menuju lokasi, dia membaca bagian dari surat Al An’am, entah berapa ratus kali. Apa yang kemudian terjadi? Massa yang tadinya akan memuat keributan, tiba-tiba nyalinya ciut, dan saat didekati tidak bereaksi.
Beberapa saat kemudian kerumunan itu mulai berkurang. Dia lalu menemui massa, dan yang didekati tampak ketakutan. Akhirnya, mereka saling bersalaman. Kalau misalnya tawuran itu terjadi, jelas tidak imbang karena dia hanya enam orang.
Amalan itu dalam kondisi bahaya, bisa dimanfaatkan untuk menghilang atau menutup mata orang-orang yang berniat jahat. Bahkan dalam kondisi tertentu, misalnya dia sedang tidak ada uang, bisa juga digunakan untuk menghindari kondektur sehingga tidak ditarik ongkos.