blank

Oleh : Nurul Hidayah, S.Pd.

Ketika sedang enak-enaknya mengajar anak-anak TK, pernahkah kita tiba-tiba mendengar celotehan dari anak didik kita seperti ini : “Bunda, ayah dan ibuku semalam bertengkar, ibuku  sampai menangis”. Nah dari ungkapan  anak seperti inilah kita agaknya bisa mengamati, merenungkan, begitu  pentingnya mendidik karakter anak pada usia dini. Kita perlu memberi teladan  yang baik pada anak.

Anak sejak usia lahir sampai dengan usia 6 tahun adalah usia (masa emas) sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia. Sebab  pada usia ini  akan menentukan sikap dan perkembangan kepribadian pada  fase selanjutnya. Usia 4-6 tahun juga di katakan masa peka, karena masa ini adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan lingkungan (PGTK 2402/MODUL I).

Pada usia anak 4 – 6 tahun adalah masa bermain. Artinya anak pada usia ini perlu agak dibebaskan aktivitasnya. Dalam masa atau usia anak seperti ini, anak bagaikan kertas putih, tergantung apa yang kita coretkan atau lukiskan pada kertas putih itu. Anak akan mudah meniru segala perilaku dari orang dewasa, anak akan menangkap setiap kejadian secara konkrit. Mereka akan terbentuk kepribadiannya, sesuai dengan apa-apa yang disaksikannya.

Kalau dalam teori John Locke, filosof Inggris (1632 -1704),  anak-anak pada usia ini dianggap seperti tabula rasa. Seperti meja lilin yang putih bersih. Tergantung orang tua untuk menjaganya agar tak mudah kena coretan-coretan.

Baik-buruknya Pribadi Anak

Dengan demikian maka baik atau buruknya kepribadian anak bisa tergantung orang tua yang memulainya. Sebab sekolahan yang pertama-tama bagi anak  adalah keluarganya. Dan guru yang pertama-tama bagi manusia adalah ibunya. Sebab ibu adalah manusia yang awalnya sebagai sosok yang paling dekat dengan anak.

Apabila anak dari keluarga yang penyayang, harmonis, saling menghargai satu sama lain dan bertanggung jawab, anak juga akan terbentuk karakternya seperti yang dicontohkan oleh keluarganya. Maka pada masa-masa seperti ini masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, motorik, seni, sosial, emosional dan nilai-nilai moral agama.

Oleh karena itu mengingat betapa pentingnya mengembangkan potensi anak pada masa ini, guru di sekolahan sangat dibutuhkan untuk ikut andil mengembangkan dan memotivasi kemampuan anak.

Di masa era globalisasi, yaitu dengan kemajuan insfratruktur transportasi dan telekomunikasi termasuk kemunculan telegraf dan internet merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong aktivitas budaya yang beragam. Maka di masa seperti ini  orang tua perlu pengawasan yang lebih ketat terhadap anak-anak. Terutama anak-anak yang sudah mencapai usia 6 tahun. Dengan maraknya teknologi dan media sosial melalui hp dan aplikasi mereka semua bisa menjelajah media social. Kalau tanpa terfilter, tidak di dampingi orang tua, akan riskan jadinya.

Kemajuan Tehnologi

Dengan adanya kemajuan teknologi memang sangat penting bagi kehidupan bersama, tetapi teknologi juga ada resiko-resikonya. Dan hal ini mau tidak mau akan dialami oleh anak-anak, di kelak kemudian hari.

Tanpa pendampingan yang ekstra, teknologi yang disalahgunakan bisa merusak pola pikir anak. Anak-anak yang masih kecil pun sekarang ini sudah disuguhi teknologi  yang serba canggih. Yang seharusnya anak-anak masih pada tahap usia bermain tetapi ada kalanya sudah ikut nimbrung pada suguhan-suguhan teknologi yang seharusnya hanya untuk kalangan orang-orang dewasa.

Maka sangat baik sebenarnya peranan pemerintah dalam menfasilitasi Kurikulum Merdeka yang telah mem-booming pada masa yang serba canggih ini. Melalui media teknologi, pemerintah memasukkan Kurikulum Merdeka, yang pada umumnya, kebanyakan sistem pendidikan menggunakan media conten creator yang menarik. Sehingga ketika anak anak sibuk menjelajah dunia maya yang seharusnya untuk orang-orang dewasa, lalu bisa tergantikan, teralihkan, dengan conten pendidikan yang menarik minat anak.

Sehingga harapannya konten-konten pendidikan yang ditampilkan guru untuk menstimulus daya pikir anak pada masanya sangat mendukung di pergerakan Kurikulum Merdeka. Di Kurikulum Merdeka seorang pendidik pun di harapkan bisa meningkatkan kualitas diri dan kompetensinya untuk terampil dan kreatif  menggunakan IT.

Diharapkan seorang pendidik benar-benar berkualitas serta mampu mengimbangi perubahan jaman dan yang bisa membentuk karakter anak sebaik mungkin. Diarahkan pula anak didik untuk bisa memahami nilai-nilai Pancasila, yang merupakan karakteristik bangsa kita.

Karena di dalam Kurikulum Merdeka sangat lengkap, memuat 3 aspek  tujuan pembelajaran. Dari elemen capaian pembelajaran di antaranya : Tujuan pembelajaran CP, Elemen Agama dan Budi Pekerti. Tujuan pembelajaran CP Elemen Jati Diri. Tujuan pembelajaran CP Elemen Dasar Literasi dan STEAM.

Diharapkan melalui pergerakan Kurikulum Merdeka dapat membentuk karakter anak yang lebih baik, melalui kerja keras guru dan kerja sama dengan semua komponen pendidikan. Sehingga menunjang keberhasilan dalam dunia pendidikan.

Kerja keras seorang kepala sekolah dan guru dimulai dengan meninjau ulang visi dan misi sekolah serta meninjau ulang kurikulum di instansi terkait melalui program-program sekolah yang menarik dan sesuai minat anak, dengan merealisasikan Kurikulum Merdeka pada program kerja selama 1 tahun.

Dengan adanya perbaikan di semua sistem pendidikan, diharapkan Kurikulum Merdeka mampu menembus ekspektasi di dunia nyata.

 Penulis adalah Guru TK TA 02 Panggang Jepara, sejak tahun 1997  dan Kepala Sekolah TK TA 02 Panggang Jepara sejak tahun 2016 sampai sekarang. Email: [email protected]