Sejumlah petugas dibantu aparat TNI/Polri, membantu mengevakuasi korban banjir ke tempat yang lebih aman. Foto: bppd

CILACAP (SUARABARU.ID)– Banjir melanda di sejumlah titik wilayah Kabupaten Cilacap. Kabar terkini, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, telah siap untuk ikut serta melakukan penanganan bencana alam ini.

Kepala Pelaksana Harian (BPBD) Jateng, Bergas C Penanggungan menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemantauan ke lokasi banjir di Cilacap. Hasilnya, dampak banjir telah tertangani dengan baik.

”Banjir di Cilacap saat ini sudah tertangani dengan baik. Kami menyediakan tempat yang cukup luas bagi pengungsi. Saat ini memang dalam kondisi cuaca ekstrem. Masyarakat yang dievakuasi, diungsikan ke titik aman,” kata Bergas, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (11/10/2022).

BACA JUGA: Korem 074/Warastratama Berikan Santunan untuk 805 Anak Yatim Solo Raya

Menurut dia, yang paling utama kelompok rentan, seperti manula, ibu, dan anak, telah evakuasi lebih dulu. Sedangkan, untuk laki-laki yang dewasa, diminta ikut menjaga lingkungan masing-masing.

Alhamdulillah, korban banjir di Cilacap sudah tertangani. Termasuk logistiknya untuk pengungsi dari Dinas Sosial, sudah disampaikan ke titik pengungsian,” imbuhnya.

Namun kecenderungannya, masyarakat lebih memilih bertahan di rumah, karena dianggap ini sesuatu yang biasa. Meski demikian, BPBD terus melakukan pendampingan dalam penanganan bencana ini.

BACA JUGA: YQAI Bersinergi Hidupkan Nilai Kemanusiaan yang Dioptimalkan di Indonesia Timur

Sejumlah titik pengungsian itu adalah masjid, hingga gedung sekolah. Ketika pagi saat banjir surut, terang Bergas, pengungsi kembali ke rumah. Namun bila malam hari tiba dan banjir belum surut, pengungsi kembali ke tempat pengungsian.

”Saat ini sudah ada dapur umum, yang disediakan pemerintah setempat, termasuk relawan juga membantu,” ujarnya.

Berdasarkan data yang diterima BPBD Jateng, sekitar 14 kecamatan yang sebelumnya terendam banjir, kali ini sebagian besar telah surut. Seperti di Kecamatan Maos, Kecamatan Gandrungamangu, Kecamatan Kedungreja, Kecamatan Kawunganten, Kecamatan Jeruklegi, Kecamatan Kesugihan, Kecamatan Majenang, dan Kecamatan Sampang.

BACA JUGA: PKB Buka Pendaftaran Calon Anggota Legislatif Gratis

Banjir masih menyisakan di beberapa wilayah yang tersebar di berbagai desa, seperti Desa Sidareja, Kecamatan Kroya di Desa Mujurlor, Gentasari, Mujur, Kedawung, Sikampuh. Sedang di Kecamatan Gandrungamangu ada di Desa Cisumur.

Lalu Kecamatan Bantarsari di Desa Rawajaya dan Binangun, di Kecamatan Kampung laut ada di Desa Panikel, Kecamatan Adipala ada di Desa Adiraja, dan di Kecamatan Patimuan. Saat itu banjir dengan ketinggian rata-rata 30-50 cm.

Penyebabnya, hujan dengan intensitas tinggi berdurasi cukup lama, sejak Jumat-Sabtu (7-8/10/2022), mulai pukul 13.00 WIB. Banjir terjadi juga karena adanya pendangkalan sungai, penebangan lahan Perhutani, hingga perubahan tata guna lahan di hulu, dan perubahan tata ruang di hilir.

BACA JUGA: Kanwil Jateng Gelar Sosialisasi Teknis Pemasyarakatan Tata Laksana Kesehatan Mental dan Jiwa

Menurut Bergas, BPBD Jateng juga terus koordinasi dengan BPBD daerah, serta memberikan dukungan penuh dalam melakukan aksi penanganannya. Termasuk juga, ikut serta menyebarkan informasi BMKG, sebagai bentuk antisipasi bila terjadi bencana.

”Memang dari hasil BMKG telah kita sebarluaskan, di mana pada waktu lalu BMKG mengeluarkan informasi, saat ini Jateng memasuki musim hujan. Puncaknya ada di Januari-Februari. Maka pada saat masa peralihan ini, dari kemarau ke musim hujan, biasanya ada cuaca ekstrem. Termasuk peralihan dari musim hujan ke kemarau juga sama. Pasti akan ada cuaca ekstrem,” jelasnya.

Oleh karena itu, pemda juga menyosialisasikan informasi, untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam yang terjadi akibat cuaca ekstrem ini.

Riyan