Lebih lanjut, Seto menerangkan jenjang pendidikan yang paling terjadi adalah dari SD ke SMP. Dari data yang dimilikinya, angka rata-rata putus sekolah yakni 7,11.
“Artinya, rata-rata anak yang putus sekolah berhenti sekolah setelah kelas VII dan menginjak ke kelas VII,” ungkap Seto.
Melihat fenomena ini, Seto menyatakan pihaknya terus memberikan upaya agar anak-anak yang putus sekolah ini kembali melanjutkan pendidikannya. Namun, hanya ada 31 anak yang bersedia untuk kembali ke sekolah.
“Sebenarnya jumlahnya ada 40-an anak, tetapi hanya 31 anak yang KTP-nya Grobogan. Sisanya dari luar daerah yang kebetulan berada di Grobogan,” kata Seto Sanjoyo.
Sebanyak 31 anak ini akan mendapatkan fasilitas untuk kembali mengikuti kegiatan belajar-mengajar melalui program CSR.
Sementara itu, pendidikan yang akan dilalui oleh 31 anak ini dilakukan di Sanggar Kegiatan Belajar atau SKB.
Tya Wiedya