blank
Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara

JEPARA (SUARABARU.ID) – Kemelut yang terjadi di tubuh Yayasan  Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara dengan adanya dua  kepengurusan yayasan membuat Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara,   dr. H. Gunawan, WS, DTMH, M.Kes prihatin jika ada yang menarik-narik kepengurusan yayasan untuk kepentingan politik kelompok tertentu.  Sementara  Ketua Umum Pengurus Edy Sujatmiko, S.Sos, MM, MH  menegaskan bahwa fihaknya  tidak akan diam.

Menurut Gunawan fihak manajemen dengan dukungan pengurus yayasan  tengah berusaha untuk mengajukan perpanjangan ijin operasional, akreditasi rumah sakit, persiapan proses sertifikasi Rumah Sakit Islam dengan prinsip Syariah  serta melakukan penataan fisik rumah sakit.

“Semua itu memerlukan, kondusifitas,  kebersamaan, kerja keras seluruh elemen, utamanya para karyawan yang ada digarda depan ” ujar Gunawan yang mengaku saat ini rumah sakit yang dipimpinnya memiliki 350 orang karyawan..

Karena itu jajaran manajemen keberatan dan tidak mengijinkan  aula rumah sakit digunakan untuk pelantikan pengurus yang baru pada Jumat kemarin. “Menurut kami belum ada kejelasan dan penjelasan  tentang keabsahan hukum pembentukan pengurus baru serta transparansi proses pembentukannya,” ujarnya saat ditemui  SUARABARU.ID Sabtu (24/9-2022) diruang kerjanya.

Pelantikan tersebut menurut Gunawan akan menimbukan instabilitas, polemik, ketidaknyamanan, keresahan  ditengah-tengah karyawan dan mengganggu kinerja seluruh kaeryawan yang selama ini sudah amat kondusif, terpadu dengan semangat persatuan dan kesatuan untuk memberikan pelayanan secara maksimal sebagai ibadah.

Ia mengigatkan  Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara tidak tiba-tiba menjadi besar seperti sekarang. Ada sejarah, proses perjuangan, kerja keras  dan kesepakatan-kesepakatan tidak tertulis dari para pendiri rumah sakit.  Juga ada visi, falsafah dan nilai yang terus dijaga. “Aspek sejarah ini sangat penting,” tegas Gunawan.

“Rumah sakit ini untuk mewujudkan iman, amal salih, sarana dakwah dan juga ibadah kepada Allah SWT,” terang Gunawan. Karena itu ia menyayangkan jika ada yang menarik-narik untuk kepentingan politik atau  untuk kepentingan kelompok tertentu

Tidak Akan Diam

Sementara Ketua Umum Pengurus Yayasan  Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara Edy Sujatmiko, S.Sos, MM, MH saat dikonfirmasi SUARABARU.ID Sabtu (24/9-2022) menjelaskan bahwa fihaknya tentu tidak akan diam.”Kami masih menunggu kepulangan Ketua Dewan Pembina Yayasan  Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara,  H. Ahmad Marzuqi yang saat ini sedang melaksanakan ibadah   umroh,” ujarnya singkat.

Namun Edy Sujatmiko yang saat ini menjabat sebagai Sekda Jepara  belum bersedia merinci langkah-langkah yang akan  diambil. “Tentu harus kami bicarakan dengan organ-organ  yayasan yang lain. Juga dengan karyawan,” ujarnya. Saya harapkan karyawan RSI Sultan Hadlirin  tetap solid dan fokus memberikan pelayanan kesehatan kepada warga sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT, tambahnya

Berdasarkan catatan SUARABARU.ID, rumah sakit Islam yang dirintis  semasa Bupati Jepara Hisom Prasetyo SH  tahun 1987, memiliki tradisi sejak tahun 1989 ketua yayasan dijabat oleh Sekda Jepara yang kala itu dijabat oleh Drs Margono dan kemudian digantikan oleh Sunarto, Hendro Martojo, Muhamad Efendy, Ir Sholih MM dan terakhir Edy Sujatmiko.

Sedangkan penasehat dan  pembina yayasan  adalah Bupati Jepara. Sejak penyesuaian dengan berlakunya UU No. 16 tahun 2001 tentang Yayasan,  pembina dijabat oleh Bupati yaitu Hendro Martojo dan kemudian H. Ahmad Marzuqi.

Hadepe