blank
Salah seorang nelayan menunjukkan kartu Asuransi Nelayan, yang bermanfaat untuk diri dan keluarganya. Foto: humas

KENDAL (SUARABARU.ID)– Siapa sangka Ghufron, salah seorang nelayan asal Desa Bandengan, Kecamatan/Kabupaten Kendal, akan mendapatkan perhatian dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Melalui asuransi nelayan yang digagas Ganjar, dirinya mendapatkan keringanan pembiayaan pengobatan, berupa Asuransi Nelayan (Asnel), usai mengalami kecelakaan saat melaut.

Perhatian itu diberikan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng. Tentu saja dengan adanya Asnel, pihak yang membutuhkan amat terbantu. Mengingat mereka harus menjalani perawatan, dan tidak bisa melaut hingga kondisinya sembuh.

”Terima kasih Pak Ganjar, terima kasih Pemprov Jateng, sudah memberikan bantuan asuransi nelayan sebesar Rp 5 juta, untuk pengobatan tangan saya,” tutur Ghufron yang telah sembuh, saat ditemui di kampung nelayan Bandengan, Kendal, Rabu (7/9/2022).

BACA JUGA: Waluyo Nakhodai PBVSI Kota Magelang 2022-2026

Dia menerima Asnel sebesar Rp 5 juta. Uang itu dipakainya untuk menjalani pengobatan, baik di rumah sakit maupun berobat jalan, selama 10 hari. Oleh karena itu, dia amat bersyukur mendapatkan asuransi. Sebab jika tidak, dia harus mencari utang, padahal kondisinya masih sakit.

”Seandainya enggak ada asuransi ya, harus cari utang. Kalau ada diutangi. Kalau enggak ada kan isinya mikir sama mikir,” ungkapnya, sembari mengingat situsi pascakecelakaan laut.

Pria yang mengandalkan pendapatan keluarga dari aktivitas mencari ikan di laut itu mengaku, menerima asuransi setelah mengalami kecelakaan saat mencari ikan di laut. Ketika itu, dirinya sedang berupaya menangani mesin perahunya. Nahas, tangan kanannya terkena bagian mesin perahu, dan mengalami luka cukup parah.

BACA JUGA: KPID Provinsi Jateng Visitasi LPPL Radio Suara Kota Wali

Penerima manfaat lainnya adalah keluarga nelayan, atas nama Sumantri, warga RT 3 RW 2 Desa Bandengan, Kendal. Sumantri meninggal dunia, di tengah aktivitas melautnya.

Sang istri, Muasriyah, tak kuasa menahan sedih, kala mendengar kabar suaminya meninggal dunia. Namun dia menerima asuransi nelayan senilai Rp 20 juta. Uang asuransi itu bisa dimanfaatkannya, untuk keluarga yang ditinggal.

”Uang asuransi bisa untuk membantu keluarga, anak-anak dan segala macam. Saya masih punya tanggungan semenjak bapak meninggal,” ucap Muasriyah di rumahnya.

BACA JUGA: Terpesona Performa Jebolan La Masia

Selain itu juga, dia memanfaatkan uang asuransi untuk berbagai keperluan kebutuhan keluarga. Dia mengaku, dengan adanya asuransi nelayan, ekonomi keluarganya bisa terbantu.

Sementara itu, Sekretaris DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kendal, Abdul Ghofar, memberikan apresiasinya kepada Gubernur Jateng, atas program asuransi nelayan. Sebab, hal itu penting bagi nelayan yang bekerja penuh risiko di laut.

”Asuransi ini sangat berguna bagi nelayan, bila mengalami musibah atau insiden di laut,” lanjut Ghofar.

blank
Kehidupan yang penuh risiko harus dijalani para nelayan, yang menggantungkan hidupnya di tengah lautan. Foto: humas

BACA JUGA: Peluang Comeback di Aragon

HNSI Kendal mencatat, jumlah nelayan di wilayahnya mencapai sekitar 15 ribu orang. Program asurasi nelayan yang digencarkan Ganjar Pranowo, memang mampu memberikan rasa aman.

Program Asnel yang digencarkan Ganjar ini, ternyata mampu memberikan rasa aman bagi nelayan. Tercatat, sejak pengguliran program Asnel Jateng dan Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2016-2022, total ada 151.457 orang nelayan kecil ter-cover asuransi.

”Jadi kalau yang tercover (asuransi nelayan) dari pusat sejak 2016-2019, ada sebanyak 111.457 ribu orang. Dari provinsi dari tahun 2019-2022 sebanyak 40 ribu nelayan, terdiri dari 2019 ada 10 ribu, di tahun 2020 hingga 2021 kita jadikan satu, yaitu 20 ribu orang. Di tahun 2022, kita targetkan 10 ribu juga. Jadi total seluruhnya sudah ada 151.457 ribu orang,” beber Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng, Fendiawan Tiskiantoro, via telepon.

BACA JUGA: Berpotensi Jajal Keperkasaan Usyk

Dari asuransi yang teralokasikan APBD itu, menurutnya, sudah ada nelayan yang terbayar klaimnya. Dengan proses pengurusan asuransi sekitar sepekan, sejak masuknya laporan.

”Teknis pencairan asuransi, nantinya lapor ke kabupaten/kota, baru ke provinsi dan nanti dengan pihak penyedia asuransinya, akan diproses. Cepat kok. Laporan tidak sampai seminggu. Alhamdulillah, selama ini berjalan dengan baik,” jelasnya lebih lanjut.

Hal itu merupakan upaya pemprov untuk membantu nelayan kecil. Bahkan dia menilai, program itu belum ada di provinsi lain. Oleh karenanya, Fendi menyebut, program Asnel ini merupakan terobosan atau inovasi perlindungan bagi nelayan. Dengan sumber anggaran berasal dari APBD.

BACA JUGA: Personel TNI Wonogiri Bantu Warga Memugar Rutilahu

Dia menuturkan, program ini sudah berjalan sejak 2019 lalu, dengan nelayan yang ter-cover pada tahun itu 10 ribu orang. Jumlah APBD yang dianggarkan tahun 2022 juga bernilai sama.

Sebelumnya saat pandemi, program itu terpaksa berjalan dengan cara digabung, antara tahun 2020 dan tahun 2021.

”Rencana tahun ini sebesar Rp 1 miliar. Untuk jumlah asuransi Rp 100 ribu per nelayan. Tahun kemarin Rp 175 ribu. Total tahun kemarin (2020 dan 2021) sebesar Rp 3,5 miliar. Tahun sekarang terbatas hanya 10 ribu, nanti hanya sebesar Rp 1 miliar,” tambah Fendi.

BACA JUGA: Tim Basket USM Ditantang UKSW di Final Pomprov

Sedangkan untuk program di tahun 2022, Fendi menyebutkan, masih berlangsung dan sudah muncul pemenang lelangnya. Kemungkinan proses yang akan berjalan adalah, tahapan perlengkapan dokumen pemenang lelang. Setelah itu, pihaknya akan segera mengumumkannya jika semua proses telah selesai.

Fendi menuturkan, total nelayan di Jateng terbaru ada sebanyak 171.248 orang. Sebagian besar nelayan itu berasal dari pesisir pantai utara, dan lainnya dari pesisir pantai selatan.

”Termasuk dari mereka adalah nelayan Perairan Umum Darat (PUD), seperti waduk, danau, dan sungai,” tandasnya.

Riyan