Oleh : M. Mustajib S.
Kegiatan literasi pada peserta didik diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan membaca, menyimak, menulis, berbicara, dan berhitung. Pada tingkat lebih lanjut diupayakan dapat memecahkan masalah dengan keahlian tertentu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Umumnya kegiatan literasi selalu berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan berbahasa. Namun ada hal yang berbeda yang dilakukan pada kegiatan literasi di SMP Negeri 2 Mayong (Spenduma). Setiap hari Sabtu ada acara breakfast day pada kegiatan literasi. Seluruh peserta didik dan guru membawa bekal sarapan dan minuman dari rumah. Kantin juga menyediakan nasi bungkus atau mika bagi yang tidak sempat membawa bekal dari rumah.
Pukul 07.00 WIB waktu kegiatan literasi dimulai. Siswa dan guru yang mengampu di jam pertama telah siap di dalam kelas. Siswa juga telah menyiapkan menu sarapan dan minuman di atas meja masing-masing. Kemudian guru memimpin berdoa makan atau sarapan. Seketika itu peserta didik khusuk dengan sarapannya sambil sesekali diiringi canda-canda kecil di antara mereka. Ada juga yang berbagi lauk atau krupuk dengan temannya. Peserta didik sangat menikmati sarapan paginya dengan lahab, begitu pun guru pendamping kegiatan literasi.
Hal yang melatarbelakangi adanya breakfast day adalah rendahnya gizi dan kebiasaan peserta didik yang belum atau tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Rata-rata hanya 20% peserta didik yang sudah sarapan sebelum ke sekolah. Hal ini sangat memprihatinkan. Sebab jika perut mereka kosong, maka mereka tidak dapat mengikuti dan fokus saat. Selain itu, hal ini juga didasari oleh amanat menteri kesehatan pada bulan Juli lalu 2022 terkait sosialisasi gizi remaja, khususnya peserta didik. Maka breakfast day menjadi jalan alternatif bagi permasalahan ini di SMP Negeri 2 Mayong, khususnya.
Sepuluh menit berlalu, sarapan pagi habis tak bersisa. Lima menit berikutnya adalah waktu bagi peserta didik untuk membuat catatan literasi. Catatan literasi berhubungan dengan menu sarapan pagi yang telah dinikmati tiap-tiap peserta didik. Jadi acara sarapan bersama menjadi stimulus bagi kegiatan literasi setiap hari Sabtu.
Meminjam istilah yang dikenalkan bapak Soffan sebagai koordinator tim literasi Spenduma, kegiatan literasi setiap hari Sabtu disebut dengan “Literasi Kuliner”. Lebih lanjut Pak Soffan menjelaskan bahwa kuliner dapat menjadi media atau stimulus bagi peserta didik untuk melatih kemampuan merasa atau mengindera, mengenal menu dan bahan-bahan dalam pembuatan menu, sampai dengan melakukan refleksi memunculkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
Maka, dalam catatan literasi kuliner peserta didik menuliskan nama menu sarapan, penyaji atau pembuat menu, isi atau bahan-bahan, kandungan gizi menu, rasa yang dominan, sampai dengan menghitung berapa orang yang terlibat dalam pembuat menu tersebut. Tingkat kelengkapan catatan literasi disesuaikan menurut level kelas atau kemampuan peserta didik. Sekiranya waktu tidak mencukupi peserta didik dapat melanjutkan catatan atau laporan literasi di lain waktu.
Kegiatan literasi di SMP Negeri 2 Mayong (Spenduma) yang dilaksanakan 15 menit sebelum Kegiatan Belajar Mengajar jam pertama dimulai. Dilaksanakan setiap hari Selasa, Rabu, Kamis, termasuk hari Sabtu. Setiap peserta didik memiliki satu buku khusus sebagai buku catatan atau laporan literasi.
Adapun kegiatan literasi lain yang dilaksanakan selain hari Sabtu yang dilabeli sebagai breakfast day, hari-hari yang lain diwarnai dengan media atau stimulus yang berbeda. Setiap hari Selasa literasi diwarnai dengan bacaan Asmaul Khusna dan mengenal doa-doa harian dan sholawat. Pada hari Rabu, literasi di Spenduma membangun optimalisasi peran perpustakaan sekolah dengan membagikan bahan litersi berupa bacaan fiksi dan nonfiksi.
Buku-buku fiksi dan nonfiksi tersebut sebagai bahan litersi untuk dibaca dan dicatat resensinya. Peserta didik mempunyai kesempatan waktu seminggu untuk dapat memahami isi buku dan sekaligus membuat catatan atau laporan literasinya. Berikutnya, setiap hari Kamis, peserta didik mendapatkan sajian cerita inspiratif yang dibacakan guru atau peserta didik. Kemudian peserta didik membuat catatan menceritakan kembali secara singkat atau menemukan hikmah dari cerita inspiratif yang telah didengarkan. Tim literasi sekolah selalu menyediakan pilihan cerita literasinya setiap Kamis.
Kegiatan literasi sebagai bagian dari kegiatan kokurikuler peserta didik. SMP Negeri 2 Mayong mencoba berupaya sesuai kemampuannya. Lancar dan suksesnya kegiatan ini harus didukung oleh semua pihak warga sekolah, khususnya guru sebagai pendidik dan pengajar. Dengan demikian harapan meningkatnya kemampuan literasi peserta didik menjadi tanggung jawab kita bersama, termasuk orang tua atau wali siswa. Bagaimana dengan kegiatan literasi di sekolah, Anda?
Penulis adalah Guru SMPN 2 Mayong, anggota pegiat literasi Jepara