blank
Pemeriksaan Multislice Computerized Tomography (MSCT) Rumah Sakit Bhayangkara TK II Awaloedin Djamin, Kota Semarang. Foto: Dok/Humas Polrestabes Semarang

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Guna mendeteksi dini gejala penyakit jantung pasien, Rumah Sakit (RS) Bhayangkara TK II Awaloedin Djamin menyediakan fasilitas pemeriksaan Multislice Computerized Tomography (MSCT).

Demikian disampaikan Karumkit RS Bhayangkara, Kombes Pol dr. Khusnan Marzuki, MM disela-sela kegiatan pemeriksaan kesehatan (Rikkes) yang diikuti pejabat utama (PJU) Polda Jateng.

Dijelaskan, pelayanan tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum. “Pemeriksaan MSCT di RS Bhayangkara ini tidak hanya untuk anggota Polri saja, namun masyarakat juga bisa mendapatkan pelayanan dari fasilitas ini,” ungkap dr. Khusnan kepada awak media, Kamis (25/8/2022).

Menurutnya, pemeriksaan MSCT mempunyai hasil pemeriksaan lebih baik dari CT Scan, karena menghasilkan informasi yang lebih akurat terkait organ tubuh pasien, diantaranya jantung.

“Alat MSCT ini merupakan generasi terbaru dari CT Scan. Sehingga apabila ada kelainan jantung akan terdeteksi lebih awal melalui hasil pemeriksaan MSCT,” terangnya.

Bagi masyarakat yang menggunakan BPJS bisa tetap menggunakan fasilitas tersebut.

“Tentu dengan dasar rujukan dari dokter spesialis jantung atau spesialis lainnya, misalnya penyakit dalam. Untuk pemeriksaan dengan biaya mandiri juga kami layani,” tandasnya.

Dijelaskan bahwa RS Bhayangkara setiap saat siap melayani apabila ada masyarakat yang ingin mendapatkan fasilitas pemeriksaan MSCT secara mandiri.

“Lama pemeriksaan sekitar 15-20 menit. Hasil pemeriksaan akan diberitahukan pada pihak pasien sekitar 2 hari kemudian,” tukasnya.

Mengingat besarnya manfaat pemeriksaan MSCT, Karumkit mengimbau agar masyarakat menggunakan fasilitas pelayanan tersebut.

“Minimal sekali seumur hidup untuk mendeteksi, apakah kita mempunyai gejala kelainan jantung. Jadi kecanggihan fasilitas dan teknologi yang dimiliki RS Bhayangkara ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum.” pungkasnya.

Ning Suparningsih