blank
Bupati Kudus HM Hartopo saat menyerahkan bingkisan dari Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting. foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kudus meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting (GOTAAS). Program ini merupakan upaya IDI untuk membantu menurunkan angka stunting yang ada di Kabupaten Kudus.

Pencanangan program tersebut dilakukan secara resmi oleh Bupati Kudus HM Hartopo di Pendapa Kabupaten Kudus, Kamis (25/8).

Bupati Hartopo yang hadir didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Kudus, Mawar Hartopo menyampaikan apresiasi kepada IDI Cabang Kudus. Dalam pencanangan yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan, Hartopo meminta harus ada komitmen untuk gerakan tersebut. Dirinya juga akan memantau perkembangan setiap bulan setelah pencanangan.

“Jelas apresiasi ada narasi IDI menjadi orang tua asuh. Tentunya harus ditindaklanjuti dengan baik, dan saya harus tahu perkembangannya. Makanya saya minta ada laporan per-minggu dan per-bulan menghadap, supaya ini tidak menjadi seremonial saja,” tuturnya.

Terkait jumlah angka stunting di Kudus, Hartopo mengungkapkan kasus yang terus menurun dan jauh di bawah nasional. Di Kudus tercatat 2463 kasus atau 4,2 persen, sedangkan persentase stunting nasional masih di atas 30 persen. Dari angka tersebut, untuk total anak stunting 6 bulan sampai 2 tahun ada 746 dan yang terverifikasi dalam pemantauan IDI Cabang Kudus ada 114.

“114 ini yang terpantau oleh IDI, yang lainnya (dipantau) dari Puskesmas dan CSR, dan saya ingatkan banyak orang-orang pinggiran yang tidak tersentuh baik imunisasi dan verifikasi stunting, harapan kami bisa tersentuh,” pesannya.

Hartopo melihat masih banyak orang tua yang belum mendapat edukasi akan pentingnya imunisasi dan pencegahan stunting. Oleh sebab itu, dirinya mendorong IDI Cabang Kudus agar memiliki tim yang siap terjun ke masyarakat, terutama di desa-desa yang sulit terjangkau.

“Tim harus turun memberikan sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat yang kurang terjangkau. Karena saya sendiri sering naik gunung pakai sepeda dan ada orang tua saya tanya, apa anaknya sudah imunisasi, pada tidak tahu,” katanya.

Ketua IDI Cabang Kudus dr. Ahmad Syaifuddin menyebut, GOTAAS merupakan kolaborasi IDI dalam kontribusi mendukung program pemerintah. Pasalnya, IDI memang terbentuk bukan hanya sebagai wadah profesi dokter namun sebagai organisasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Maka dari itu, dalam peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia dilaksanakan pencanangan dan seminar sebagai edukasi pencegahan dan penanganan stunting.

“Bersama-sama ingin kolaborasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kudus. Semoga berkontribusi atau sumbangsih dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting, untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan secara simbolis berupa susu formula dan pemberian makanan tambahan kepada balita stunting. Salah satu orang tua penerima, Khoirul Umam (24) menyampaikan rasa syukurnya dan terima kasih kepada pemkab dan IDI Cabang Kudus. Ia yang terlihat menggendong putra pertama yang berusia 2 tahun yang dinyatakan masuk kategori stunting setelah diperiksa di puskesmas.

“Alhamdulillah bisa terbantu, tahu stunting pas periksa di puskesmas beratnya 10 KG yang harusnya lebih,” jelasnya yang merupakan warga Dersalam, Bae.

Ali Bustomi