blank
Fragmen Sendratari Laskar Nglaroh, ditampilkan oleh Kontingen SMK Negeri 1 Wonogiri. Diiringi tetabuhan gamelan dan drum serta Tembang Kala Singgah.(SB/Bambang Pur)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Fragmen Sendratari Laskar Nglaroh dan Tari Jaranan Setan serta Parade Kebaya Nusantara, Kamis (18/8), ikut tampil dalam prosesi karnaval budaya Tujuhbelasan di Kota Wonogiri.

Laskar Nglaroh, mengambil back story perjuangan Pangeran Sambernyawa, ditampilkan oleh Kontingen SMK Negeri 1 Wonogiri binaan Kasek Gunarsi dan Koordinator Guru Pengasuh Purwanto. Diiringi alunan Tembang Jawa ”Singgah-singgah Kala Singgah” dan musik gamelan plus instrumen drum yang diusung mobil.

Tari Jaranan Setan dari Kontingen SMK Pancasila 1 Wonogiri binaan Kasek Heri Winanto, menampilkan peraga tari berambut gimbal dengan tata rias ‘sangar.’ Menyertakan asesories jaran kepang, pecut cemeti dan krincing besi kuningan yang dipasang di kedua tangan dan kedua kaki.

Seperangkat gamelan yang diangkut mobil, lengkap dengan mesin pelantang suara menyertai gerak tari Jaranan Setan di sepanjang route karnaval. Juga dilantunkan iringan tembang Calonarang, pada saat Group Jaranan Setan menampilkan demo tarian yang atraktif.

Busana Kejawen

Para Kepala Sekolah Dasar (Kasek) SD yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SD se Kecamatan Wonogiri Kota, menampilkan Barisan Kebaya Nusantara (wanita) berkolaborasi dengan parade busana Kejawen lengkap berkeris (pria).

Para Guru Taman Kanak-kanak (TK) yang tergabung dalam Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), menyajikan barisan Bakul Jamu dalam jumlah massal. Tampil berkain jarik baju lurik Surjan Corak Lompong Keli, dengan mengenakan sesories caping dan menggendong tenggok (bakul) wadah botol-botol jamu.

blank
Para siswa SMK Pancasila 1 Wonogiri, menampilkan Tarian Jaranan Setan. Penari mengenakan rambut gimbal dan tata rias sangar. Mereka menari sigrak dalam gerak atraktif.(SB/Bambang Pur)

Kontingen SMA Negeri 3 Wonogiri dengan pembina Kasek Sentot, menampilkan Sendratari Ramayana episode Anoman Obong. Dari SMP Negeri 5 Wonogiri menyajikan Rampak Kendang yang diusung dengan truk trailer terbuka.

Kontingen SMP Negeri 6 Wonogiri, menyuguhkan Batik Karnival. Group Marching Band BGL SMP Negeri 2 Wonogiri, dengan penuh semangat melakukan display dengan menyajikan aneka lagu dan mars di sepanjang route prosesi karnaval.

Joko Tingkir

Para kontingen lain, tampil dengan kreasinya masing-masing, menampilkan aneka joget disertai lantunan beragam tembang dan lagu. Tembang Joko Tingkir Ngombe Dawet yang belakangan tengah nge-hit, banyak dipilih peserta karnaval untuk mengiringi jogetnya.

Tembang Merdeka dan Holobis Kuntul Baris Gugur Gunung karya Maestro Dalang Ki Narto Sabdo (Alm), juga banyak dinyanyikan untuk mengiringi joget dan tarian riang para peserta karnaval.

blank
Para Kepala SD Korwil Wonogiri Kota yang tergabung dalam MKKS, tampil membuat barisan Kebaya Nusantara di event karnaval budaya dalam rangka Tujuhbelasan.(SB/Bambang Pur)

Plt Sekcam Wonogiri Kota, Mahmudi, yang menjadi Ketua Panitia HUT Ke-77 Kemerdekaan RI Kecamatan Wonogiri Kota, menyatakan, karnaval mengambil start dari Lapangan Sukorejo dan finish di Alun-alun Giri Krida Bakti depan Kantor Bupati.

”Diikuti oleh 44 kontingen,” ujar Mahmudi. Terdiri atas kontingen Korwil Bidang Pendidikan (SD-TK), sekolah (SMP/MTs, SMA/MA/SMK, Universitas, Kontingen dari Desa/Kelurahan, dari Toko (Baru dan Luwes), Paguyuban Masyarakat (Sanggar Rias Janur Rinakit), para anggota Grab Food dan Komunitas Pesilat.

Peragaan laskar pejuang, aneka profesi di era milenial dan beragam kesenian tradisional, Reog Dadak Merak, bermacam-macam budaya Nusantara, ikut ditampilkan oleh sejumlah Kontingen. Masing-masing kontingen tampil memamerkan aksinya di depan panggung kehormatan, di hadapan Camat Fredi Sasono bersama Danramil-01 dan Kapolsek Wonogiri Kota.

Sebagaimana diberitakan, karnaval budaya Tujuhbelasan Kamis (18/8) digelar serentak di 25 kecamatan se Kabupaten Wonogiri. Bagi kontingen juara mendapatkan tropi bergilir dari Bupati Wonogiri Joko Sutopo.

Bambang Pur