JEPARA (SUARABARU.ID) – Makam Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Mas Ayu Ngasirah, ayah dan ibu kandung RA Kartini di teras makam Kanjeng Adipati Tjitrosomo I yang terletak di dalam komplek Makam Tjitrosoman di Desa Sendang, Kalinyamatan, Jepara hingga saat ini masih menjadi misteri.
Sebab makam keduanya juga terdapat di komplek makam Sedo Mukti, Kaliputu, Kudus. Pemakaman ini merupakan komplek makam keluarga Raden Mas Adipati Tjondronegoro, Bupati Kudus leluhur Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat.
Di komplek makam Sedo Mukti, makam Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang meninggal pada tanggal 20 Januari 1905 berada di cungkup tersendiri. Dalam cungkup tersebut terdapat pula makam R.A. Wuryan, garwo padmi Sosroningrat, makam Mas Ayu Ngasirah garwo ampil RMAA Sosroningrat, ibunda RA Kartini, makam putra Sosroningrat, Kanjeng Pangeran Ario Sosrobusono, Bupati Ngawi yang meninggal pada tanggal 19 Desember 1957 dan makam B.R.A.J. Sosrobusono yang meninggal pada 3 Januari 1955. Sedang disebelahnya, dalam cungkup tersendiri terdapat makam Raden Mas Panji Sosrokartono, kakak kandung RA Kartini
R.M.A.A Sosroningrat dan RA Wuryan menikah pada tahun 1875. Ia adalah anak Bupati Jepara Raden Mas Tumenggung Tjitrowikromo, yang kemudian digantikan oleh R.M.A.A Sosroningrat. Sedangkan ibunya R.A. Wuryan adalah Raden Ajeng Supeni, anak ketiga Kanjeng Pangeran Haryo Tjitrosomo ke VI yang semula bernama Raden Mas Ngabehi Notowijoyo yang pernah menjabat Bupati Tuban, Bupati Lasem, Bupati Kudus dan Bupati Jepara.
Pangeran Haryo Tjitrosomo ke VI memiliki 4 orang anak yaitu R.M.Ng. Supeno menggantikan kedudukan ayahandanya sebagai Bupati Tuban, R.M.Ng.Sudargo menggantikan ayahandanya setelah wafat menjadi Bupati di Jepara dengan gelar R.M.A.A. Tjitrosomo VII , RA Supeni yang menjadi istri pademi dari Bupati Jepara R.M.A.A. Tjitrowikromo dan RA Sebrok yang menikah dengan R.M.Ng. Setjodiwirya, Wedono Kabupaten Jepara
Misteri mengapa ada nisan makam Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Mas Ayu Ngasirah memang belum terjawab. Salah satu trah Tjitrosomo 1, Marsudiyana menyebut makam tersebut baru dibangun setekah tahun 1980. “Tahun 1980-an belum ada,” ujarnya. Karena itu ia mengusulkan agar Pemkab Jepara meneliti keberadaan makam tersebut. Sebab ini menyangkut sejarah Jepara.
Hal senada juga disampaikan Eyang Hendro Kusomo salah satu trah Adipati Tjitrosomo yang tinggal di Blora. “Ini harus segera diluruskan oleh Pemkab Jepara, sebagai makam tersebut telah menjadi Cagar Budaya. Jika dikehendaki kami memiliki denah makam sebelum di renovasi,” ujarnya.
Usulan untuk mengkaji kembali keberadaan makam Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Mas Ayu Ngasirah juga muncul dari Ketua Yayasan Adipati Tjitrosomo Djeporo, Edy Kadarisman. “Kami akan segera mengajukan surat kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara,” ujarnya. Sebab banyak pelajar yang mengunjungi makam untuk keperluan penelitian bisa mendapatkan informasi yang keliru, tambahnya.
Sementara juru kunci makam Sedo Mukti, Kaliputu, Kudus Sunarto yang selama 35 tahun menjadi juru kunci di makam menjelaskan, keluarga RA Kartini dan Trah Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat jika ziarah ya ke makam Sedo Mukti Kudus.
Diduga pemasangan nisan dengan tulisan R.M.A.A Sosroningrat, Ayah Kandung RA Kartini Pahlawan Kemerdekaan Indonesia Kepres RI No.108 /1964,Bupati Jepara 1881 tersebut terjadi saat dilakukan renovasi pertama oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Peresmian renovasi tersebut dilakukan pada tanggal 10 Desember 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Yoesoef.
Hadepe
