blank
Para pembicara berfoto bersama para peserta dialog kebangsaan. Foto: Dok Romo Benny

Untuk itu, perlu upaya dan langkah dan strategi dari pemerintah yaitu dengan deteksi dini di dalam masyarakat di daerah dengan melibatkan masyarakat yang ada didalam NKRI.

Sejak terbitnya UU Otonomi Daerah, lanjut Wempi, pada saat ini tugas kepala daerah diatur pasal 65 tahun 2003 tentang pemerintah Desa.

“Tugas pemerintah daerah yaitu untuk pencegahan dan rehabilitasi sesuai dengan PP Mendagri Nomor 22 Tahun 2018 yang diperbarui menjadi PP 46 Tahun 2019 sebagai dasar pemerintah daerah untuk membentuk tim kewaspadaan masyarakat dan forum kewaspadaan masyarakat,” ujarnya.

Terorisme Anti-Pancasila

Sementara itu Ketua BNPT (Badan Nasinal Penanggulangan Teririsme) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar.,M.H menyatakan, terorisme merupakan kejahatan yang anti dengan ideologi pancasila.

“Kita akan melihat teroris menghalalkan semua cara untuk mengupayakan kekerasan dalam aksinya. Bangsa Indonesia harus memiliki identitas dan memiliki legacy para pendiri bangsa. Kita memiliki permasalahan kondisi lingkungan strategis, karena kita tidak hidup dalam ruang waktu tapi hidup dalam kehidupan internasional,” kata Komjen Boy.

Dikatakan, jatidiri kita sangat tangguh dan kita memiliki nilai yang tinggi dan tidak dimiliki negara lain. “Pengaruh global membawa kita terpaksa harus berpaling dengan sistem ideologi bangsa kita yang sangat tidak setuju dengan kekerasan dalam mencapai tujuan maka dari itu kita harus mengetahui bahwa Pancasila adalah ideologi yang anti dengan kekerasan,” tutur Boy.

Menurut Boy kewajiban dari generasi ke generasi kita tidak boleh lengah dan dipengaruhi sistim global. “Kita harus yakin dengan jatidiri bangsa kita.oleh karena itu kita melakukan kolaborasi dengan BPIP untuk menjadikan Pancasila sebagai moral publik,” ujar mantan Kadiv Humas Polri ini.

Selain itu boy berpendapat bahwa Kita harus kokoh mencegah intoleransi dan terorisme yang sekarang mewabah bagai virus covid-19. “BNPT update terhadap kasus kekerasan di negara ini terutama dengan motif deduksi politik. Jangan sampai dunia dikuasai oleh orang yang tidak bertanggung jawab,”  kata Boy

Sementara pembicara lain Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonious Benny Susetyo menyatakan Bahwa Pancasila merupakan benteng tangguh terakhir penjaga NKRI.

Romo Benny menyatakan bahwa  bicara tentang radikalisme maka semua agama itu radikal. Kerap kali kebenaran agama dimanipulasi mengenai kekerasan.

“Hati-hati jika agama tidak ditafsirkan dalam konteks kebudayaan masa itu maka gampang sekali dimanipulasi untuk kepentingan politik merebut kekuasaan. Tren dalam dunia maya sekarang konteks manipulasi itu dibenturkan antara agama dengan Pancasila,” kata Rmo Benny.

Maka Pancasila bisa menjadi perisai menjawab masalah yang terjadi saat ini di Indonesia yaitu keretakan hidup berbangsa dan bernegara.

“Masalah saat ini yang sering terjadi dalam masyarakat yaitu mayoritas-minoritas, politik identitas, fundamentalisme yang menyebar melalui media sosial,” ungkap Benny.

Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan kesadaran literasi digital untuk menyatukan empat komponen yaitu pemerintah perguruan tinggi ,media ,dan masyarakat untuk bersama memerangi bahaya intoleransi maupun radikalisme kepentingan bangsa dan negara.

Menurut Benny bahwa kita harus kolaborasi merebut ruang publik karena hampir 120 juta pengguna gadget di Indonesia sering menggunakan medsos tanpa memiliki kesadaran kritis apakah konten itu bisa menghancurkan keutuhan hidup bangsa. Kesadaran terhadap literasi digital yang lemah itu membuat kita lebih bisa dimanipulasi.

“Di sini kekuatan sinergi sangat penting dalam membangun konten yang mempengaruhi perilaku salah satunya dengan Kebudayaan.Kebudayaan memiliki nilai adat istiadat dan nilai kearifan. Kalau kita bicara kolaborasi adalah sila ke-3 Pancasila. Problem kita adalah ego sektoral dan kepentingan global membuat kita tergantung dan lemah,” tegas Benny.

Lebih lanjut menurut Benny Untuk melawan itu kita tidak mungkin melawan kecuali kita memiliki benteng yaitu Pancasila.Bangsa Indonesia harus bersyukur memiliki Pancasila, andaikata Pancasila tidak dimiliki oleh bangsa Indonesia maka  saat covid bangsa ini menjadi hancur.

“Anak-anak di zaman dulu itu doktrinal tapi sekarang sudah tidak bisa lagi.Saat ini anak-anak harus menciptakan Konten-konten yang harus beridentitas bagaimana kita bangga trhadap produk dalam negeri dan itu harus dikapitalisasi menjadi kekuatan. Anak-anak sekarang memiliki tempat ekspresi yang terbatas”tutur benny.

Pancasila Working Ideology

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Benny Susetyo mengatakan, Pancasila harus menjadi working ideology. Tujuannya, harus terwujudnya masyarakat sejahtera lewat kebijakan maka setiap elit politik pemeritahan daerah memiliki kesejahteraan kebijakan memihak yang lemah.