KEBUMEN (SUARABARU.ID)- Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengapresiasi Kepala Desa (Kades) Grenggeng Eri Listiawan, Kecamatan Karanganyar, yang terpilih mewakili seluruh desa di Indonesia untuk ikut dalam Konferensi Tingkat Tinggi New Rural, di Frankfurt Jerman.
“Saya mengapresiasi kepada Kades Grenggeng Pak Eri yang sudah mewakili kepala desa di seluruh desa untuk ikut konfrensi tingkat tinggi di Jerman. Keikutsertaan Pak Eri tentu bisa menambah wawasan dirinya tentang sistem pemerintahan desa di negara-negara lain,”ujar Arif Sugiyanto.
Bupati menyampaikan hal tersebut usai bertemu dengan Eri Listiawan yang juga alumni S1 IAINU Kebumen dan jajaran pengurus Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Kabupaten Kebumen, di Rumah Dinas Bupati pada Senin (1/8).
“Paling tidak dengan pengalaman yang dimiliki, ini bisa menularkan kepada kepala desa lain, agar bagaimana desa bisa maju, punya kreasi, dan inovasi untuk pembangunan desa. Karena pembangunan itu memang harus dari bawah ke atas, bukan atas ke bawah,”jelas Arif Sugiyanto.
Eri Listiawan lalu menyampaikan oleh-oleh selama sekitar 7 hari di Jerman. Menuruk Eri, berawal dari Kongres Kebudayaan Desa II di Majalengka, Jawa Barat, telah merekomendasikan dua kepala desa untuk ikut konfrensi tingkat tinggi di Jerman. Dari Indonesia, ada dua kepala desa terpilih, ia, dan Kepala Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta.
“Jadi waktu di Majalengka itu ada 100 kepala desa dari seluruh Indonesia. Kita semua membahas tentang persiapan New Rural tentang desa. New rural agenda itu maksudnya agenda baru tentang pedesaan, kita berbicara peradaban dunia ke depan dalam persepektif masyarakat desa,”jelas Eri.
Bertukar Gagasan Pemerintahan Desa
Eri berada di Jerman selama 7 hari. Saat di sana, banyak diisi dengan kegiatan diskusi saling bertukar gagasan mengenai sistem pemerintahan desa di masing-masing negara. Menurutnya, sistem desa di Eropa sangat berbeda jauh dengan di Indonesia.
“Ada 41 negara yang ikut, dari Asia hanya tiga negara, China, Jepang dan Indonesia. Dari pembahasan yang ada saya lihat sekarang negara sudah banyak yang lebih memperhatikan pembangunan desa, sebagai ujung tombak pemerintahan sebuah negara,” tutur perintis pasar pagi pereng Kali Kemit itu.
“Memang ada sedikit beda ya, kalau di luar negeri itu namanya distrik. Untuk kota-kota besar di negara maju, kalau mau membangun distrik itu infranstruktur dibangun dulu, baru ada masyarakatnya. Kalau di kita kan nggak,” tambahnya.
Di tempat yang sama Ketua Papdesi Kebumen Sri Budi Murnianto menambahkan, dengan adanya kades di Kebumen ikut dalam Konfrensi Tingkat Tinggi, pihaknya merasa bangga. Ia berharap bisa menjadi motivasi bagi kepala desa yang lain.
“Paling tidak ini menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa kita punya SDM yang unggul, yang bisa kelola untuk memberikan manfaat kepada masyarakat dengan potensi yang ada. Paling tidak ini sudah memberikan nama baik untuk sebuah desa di Kebumen di kancah internasional,” ucap Sri Budi.
Komper Wardopo