blank
Pengurus PMI Kebumen Mukhsinun mejadi narasumber lokakarya dan pelatihan kebencanaan yang diikuti 30 peserta.(Foto:SB/Humas PMI)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kebumen menggelar lokakarya dan pelatihan tanggap darurat bencana dan pengurangan risiko bencana bagi pendamping desa tingkat kabupaten dan kecamatan, Rabu (27/7).

Kegiatan ini merupakan program dukungan dari Japanese Red Cross Society (JRCS), berlangsung di Ruang Syailendra Hotel Trio Azzana Style, diikuti 30 peserta. Mereka berasal dari berbagai unsur, yakni pendamping desa, kaur perencanaan desa, sekretaris desa maupun PMI Kecamatan.

Ketua PMI Kebumen Sabar Irianto menjelaskan, lokalatih bagi pendamping desa kali ini sebagai upaya memanajemen bencana agar terorganisir di setiap desa dengan anggaran yang semestinya.

“Kita sebagai manusia hidup yang dibekali otak untuk dimanfaatkan, kita harus bisa meminimalisir kebencanaan yang tidak tahu kapan datangnya dengan cara mitigasi bencana.”

blank
Salam dari BPBD Kebumen memberi materi pada lokakarya kebencanaan yang diikuti para pendamping desa.(Foto:SB/Humas PMI)

Menurut Sabar Irianto, berbicara soal bencana alam tidak ada yang pintar karena itu rahasia Alloh. Maka perlu bagi para pendamping desa dan perangkat desa bahwa setiap desa di Kabupaten Kebumen bisa menganggarkan dana desanya untuk tanggap darurat kebencanaan, bukan hanya untuk bencana yang sifatnya darurat.

Dana Desa Bisa untuk Penanggulangan Bencana

Tiga narasumber dalam acara lokalatih ini Mukhsinun SEI MSI, fasilitator dari PMI Kebumen, Salam SH dari BPBD Kebumen, dan Santi Wahyuni SE dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Salam menjelaskan, akses dana desa untuk pengurangan risiko bencana telah diatur dalam Perbup 66 tahun 2018 Pasal 16 Ayat 1 bahwa belanja desa dapat dibelanjakan dalam bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat ataupun mendesak desa.

Para peserta pelatihan belajar mengenai manajemen penanggulangan bencana, pengetahuan kebencanaan dan mitigasinya serta akses dana desa untuk pengurangan risiko bencana dalam alokasi perencanaan.

Koordinator lapangan program JRCS, Qosim Jamaludin berharap kegiatan lokalatih tersebut dapat menjadi pembaharuan terhadap angka perencanaan anggaran belanja desa terhadap tanggap darurat bencana

“Penting dalam lokalatih ini tentu saya selaku koordinator program palang merah Jepang atau JRCS sangat berharap terutama bagi para pendamping desa yang membawahi setiap desa di Kebumen ini lebih memperhatikan terhadap perencanaan apa yang akan dilakukan sehingga anggaran desa dapat maksimal untuk penanggulangan bencana,”ucap Qosim.

Qosim menambahkan, mungkin yang semula desa hanya menganggarkan Rp 1 juta atau Rp 5 juta untuk penanggulangan bencana, bisa dievaluasi kembali. Karena untuk kegiatan sosialsaisi pengurangan risiko bencana di Kabupaten Kebumen tentu tdaik cukup dianggarkan hanay Rp 1juta per desa.

Komper Wardopo