blank
Dr Misbah Zulfa Elizabeth MHum (tengah), saat memberikan pandangannya, terkait pelaksanaan Pilpres 2024 mendatang. Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo, Semarang, Dr Misbah Zulfa Elizabeth MHum, menyatakan, duet Anies Baswedan dan Puan Maharani, bisa menjadi alternatif dalam Pilpres 2024 mendatang.

Namun hal itu sangat tergantung dari dinamika politik yang berkembang di masyarakat, dan partai koalisi pendukung, serta ditopang kekuatan media massa.

”Anies dicitrakan dan dipersonifikasikan sebagai sosok yang cerdas dari kalangan Islam, dan Puan Maharani mewakili perempuan yang berasal dari kalangan nasionalis,” kata Dr Misbah Zulfa, dalam diskusi publik bertajuk ‘Kriteria Calon Presiden, Siapa Sosok yang Dianggap Cerdas, Merakyat dan Visioner?’, yang digelar di Gedung Monod Diephuis, Kota Lama, Semarang, Jumat (15/7/2022).

BACA JUGA: Tim PkM Fakultas Psikologi USM Beri Pemahaman Pengasuhan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Menurut dia, pasangan itu bisa menjadi alternatif bagi rakyat tentang sosok pemimpin masa depan. Tapi semuanya tergantung dinamika politik dan kekuatan media massa.

Dekan FISIP UIN Walisongo itu berpendapat, selama ini terdapat sosok-sosok capres yang telah mendominasi berbagai hasil survei sejumlah lembaga, seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Mereka telah dicitrakan oleh media, sebagai sosok pemimpin yang cerdas, merakyat dan visioner.

”Anies misalnya dicitrakan sebagai sosok yang cerdas, Ganjar sosok yang merakyat, Prabowo sosok yang visioner. Semuanya dibentuk dan dicitrakan demikian, karena kekuatan media sebagai pembentuk realitas,” tegas Elis, panggian akrabnya.

BACA JUGA: Sinopsis Film Korea ‘2037’, Ceritakan Mimpi Besar Bahagiakan Sang Ibu

Ditambahkan dia, tanpa media mereka tak banyak dikenal masyarakat. Peran media sangat luar biasa dalam membentuk citra para calon pemimpin. ”Itu modal awal untuk bertarung dalam Pilpres 2024 mendatang,” imbuhnya.

Namun demikian, citra yang telah melekat pada sosok-sosok itu, belum bisa dijadikan tolok ukur tingginya tingkat keterpilihan mereka dalam pilpres mendatang.

”Politik itu selalu dinamis dan tak mudah ditebak. Kuncinya ada pada siapa pasangan mereka kelak? Posisi orang kedua atau cawapres menjadi kunci, karena yang dipiih rakyat adalah satu paket, dwitunggal, bukan hanya sosok capres saja. Maka kita tunggu siapa sosok yang akan menjadi pendamping dalam paket pilpres mendatang, itu kuncinya,” tegas Elis.

BACA JUGA: FH USM-Ikadin Jateng Jalin Kerja Sama, Dr Amri: Berusaha Jadi Fakultas Hukum yang Unggul

Dia pun kemudian mengajak media, untuk benar-benar mengawal pelaksanaan Pilpres 2024 mendatang, agar menjadi ajang edukasi politik yag mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat.

”Media jangan mem-blow up sosok yang dirasa memberi energi negatif bagi rakyat. Sebaiknya, dukung dan blow up terus sosok yang memberi energi positif bagi rakyat, yang membangun demokrasi tanpa SARA, yang terus membangun ke-Indonesiaan kita yang berbhineka,” tandasnya.

Riyan