Naskah ini mempunyai nilai informasi yang dapat kita kembangkan lebih lanjut. ”Kalau dilihat dari sisi nilai, naskah Nusantara kaya dengan nilai masa lalu. Perpustakaan mempunyai tugas mengelola informasi tentang naskah kuno. Maka informasi yang selama ini mungkin belum dikelola secara baik harus ditingkatkan lagi pengelolaanya,” jelasnya.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia, Achmad Nur Chamdi berharap dengan pengelolaan yang dilakukan bersama-sama dapat melestarikan naskah kuno. “Melalui forum ini diharapkan dapat  memberikan pencerahan, bertukar pikiran dan diskusi tentang pengelolaan di bidang naskah kuno,” harapnya.

Tersimpan Berbagai Informasi

Ahmad Budi Wahyono, S.S. selaku narasumber dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jateng menyampaikan tata kelola naskah kuno di Indonesia. Dijelaskan,  dalam naskah kuno tersimpan berbagai informasi.

“Kandungan dalam naskah kuno antara lain Al-Quran dan hadist, hukum syariat dan adat, sejarah, teks pengobatan, perbintangan, pemerintahan, sastra, mantra dan rajah  atau primbon. Medianya pun beragam, seperti daun lontar, dluwang, daun nipah, bambu, kulit kayu, kulit binatang, rotan, dan sebagainya,” jelasnya sembari menambahkan contoh naskah kuno di antaranya Sutasoma, Gita Sinangsaya, Maulid Nabil, Al-Quran Al Karim, Pustaha Lak Lak, Naskah Ulu, Kutika, dan Sureg Baweng.

Pemateri Ki Totok Yasmiran menyampaikan digitalisasi naskah yang ada di Museum Radya Pustaka. Dikatakan Museum Radya Pustaka  menyimpan ratusan koleksi naskah kuno yang umurnya sudah  berumur ratusan tahun.