blank
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen Psikologi memberikan Penyuluhan tentang Peningkatan Personal Growth Initiatif pada Individu yang Menjalani Rehabilitasi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di Institut Penerima Wajib Lapor (IPWL) At-Tauhid Jl Gayamsari Selatan Raya, Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, baru-baru ini. (Foto:humas USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen Psikologi memberikan Penyuluhan tentang Peningkatan Personal Growth Initiatif pada Individu yang Menjalani Rehabilitasi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di Institut Penerima Wajib Lapor (IPWL) At-Tauhid Jl Gayamsari Selatan Raya, Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, baru-baru ini.

Tim PkM terdiri atas Feti Pratiwi SPsi MPsi Psikolog, Yudi Kurniawan SPsi MPsi Psikolog, Maria Yuliana Wangge SPsi MPsi Psikolog, dan Adiprana Yogatama MHum.

Ketua Yayasan At-Tauhid, Gus Singgih Yongki Nugroho SH berharap, para santri mempertahankan kepulihannya, meningkatkan produktivitas serta menjaga diri agar tidak menyalahgunakan NAPZA kembali.

”Melalui kegiatan pengabdian dosen USM ini para Santri yang telah selesai melaksanakan rehabilitasi mampu mempertahankan kepulihannya, meningkatkan produktivitas, dan kembali berfungsi sosial di masyarakat, serta mampu menjaga diri terhadap penyalahgunaan NAPZA kembali,” kata Gus Yongki.

”Hal yang perlu ada dalam diri santri saat ini adalah kesadaran dan keterlibatan santri dalam mengikuti program rehabilitasi sehingga mereka yakin bisa melalui program rehabilitasinya,” imbuh Gus Yongki.

Ketua Tim PkM USM, Feti Pratiwi mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan BNN bekerja sama dengan Puslitkes UI Tahun 2017, tentang Survei Nasional Perkembangan

Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, diketahui bahwa angka prevalensi penyalahguna Narkoba di Indonesia telah mencapai 1,77% atau sekitar 3.376.115 juta orang dari total populasi penduduk (berusia 10 – 59 tahun).

‘Beberapa penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh faktor letak geografi Indonesia, faktor ekonomi, faktor kemudahan memperoleh obat, faktor keluarga dan masyarakat, faktor kepribadian, faktor fisik dari individu yang menyalahgunakannya,” ujarnya.

Menurut Feti, untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba diperlukan upaya yang terpadu dan komprenhensif yang meliputi upaya preventif, represif, terapi dan rehabilitasi khususnya untuk korban atau pecandu.

”Inisiatif pertumbuhan diri (personal growth initiative) merupakan suatu usaha dari dalam diri yang harus dilakukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk mencapai inisiatif ini kita memerlukan dua hal yakni kognitif yang meliputi perencanaan dan kesiapan juga perilaku yang meliputi eksekusi rencana dengan sumber daya yang ada,” kata Feti Pratiwi.

Muhaimin