blank
Yudi Kurniawan menyampaikan materi tentang definisi narkoba dalam Webinar yang di selenggarakan UKM Pilus USM.

SEMARANG (SUARABARU.ID) -Unit Kegiatan Mahasiswa Pusat Informasi dan Layanan Konseling (UKM Pilus) menyelenggarakan Webinar dalam rangka memperingati Hari Antinarkotika Internasional, baru-baru ini.

Kegiatan ini dilaksanakan secara online melalui zoom meeting. Kegiatan yang diikuti 70 peserta tersebut mengambil tema ”Drugs Are Not The Answer to Sadness”.

”Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat khususnya mahasiswa terkait narkoba. Diharapkan kegiatan ini membuka wawasan masyarakat khususnya mahasiswa terhadap dampak maupun bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba,” kata Ketua Panitia, Selsha Febiana Pramesti.

Narasumber kegiatan ini Dosen Psikologi USM, Yudi Kurniawan SPsi MPsi Psikolog dan Perwakilan dari BNNP Jateng, Dela Sulistiyawan Yunior SIKom.

Yudi menjelaskan, Hari Antinarkoba Internasional terbentuk karena perang opium antara Tingkok dan Inggris dan diperingati setiap 26 Juni.

”Otak adalah organ yang dapat memberikan informasi mengenai siapa diri kita, apa yang sedang kita kerjakan dan apa yang telah kita lakukan. Konsumsi narkotika berdampak pada fungsi otak antara lain menyebabkan halunisasi,” ujarnya.

Halusinogen, katanya, menyebabkan terjadinya halusinasi, mengubah persepsi dan pandangan terhadap suatu objek dan membuat penggunanya melihat atau mendengar sesuatu terhadap hal yang sebenarnya tidak ada.

”Ada zat yang terkandung dalam narkotika, yaitu depresan, zat yang memperlambat, menekan atau membatasi aktivitas saraf pusat, memperlambat psoses mental sehingga menjadi rileks. Stimulan, zat psikoaktif yang dapat meningkatkan, merangsang aktivitas sistem saraf pusat, meningkatkan kewaspadaan, dan dapat euphoria senang berlebihan,” ungkapnya.

Pengguna narkoba, lanjutnya, diawali dari tahap adiksi yaitu coba-coba, setelah rutin menggunakannya akan menjadi ketagihan dan akhirnya menjadi ketergantungan.

”Pengguna yang menggunakan narkotika menyebabkan pola perilaku yang abnormal akibat zat adiktif yang terkandung di dalamnya, sehingga ketika seorang pecandu tiba-tiba berhenti menggunakan adiktif tertentu dalam dosis yang tinggi,mengakibatkan terganggunya fungsi dan tekanan personal yang signifikan,” tuturnya.

Sementara itu, Dela mengatakan, pemakaian narkoba di luar indikasi medis, tanpa petunjuk atau resep dokter akan menyebabkan ketergantungan narkoba.

Beberapa jenis narkoba yang sering disalahgunakan yaitu ganja, ecstasy, shabu-shabu, alkohol/miras, rokok, dan inhalan.

”Selain itu yang sering disalahgunakan yaitu obat batuk komix, pil dextro, somadril, zenith, excimer, dan trihex. Obat ini jika dikonsumsi dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan, overdosis, hingga kematian,” ungkap Dela.

Menurutnya, pengguna narkoba dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik. Salah satu tandanya adalah tubuh semakin kurus dan mata bawah yang terlihat cekung. Narkoba juga bisa memberikan efek buruk pada otak manusia, komplikasi mental seperti apatis dan gangguan jiwa, memori jangka pendek, kebodohan permanen, dan pemikiran kembali seperti manusia purba.

”Pengguna narkoba biasanya berasal dari keluarga yang tidak harmonis, konflik dengan teman sekolah atau guru, atau tekanan pekerjaan. Cara mencegah agar seseorang tidak menggunakan narkoba di antaranya ingat selalu dengan kedua orang tua, mengenal diri sendiri dan percaya diri, terampil menolak tawaran narkoba, hidup lebih sehat serta rajin beribadah, dan memiliki motivasi (tujuan hidup),” ujarnya.

Muhaimin