blank
Peternak di Kudus belum berani mendatangkan sapi perah baru akibat wabah PMK. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku membuat produksi susu sapi perah di sejumlah peternak di Kabupaten Kudus menurun drastis.

Hal ini karena pengusaha sapi perah tak bisa membeli sapi baru untuk menggantikan sapi lama yang produksinya sudah menurun.

“Sebelum terjadi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), sapi yang produktivitas susunya menurun menjadi enam liter per hari,” kata Zaenal Abidin, pemilik Pemerahan Susu Sapi Sumber Segar Desa Garung Lor, Kecamatan Kaliwungu, Senin (4/7).

Menurut Zainal, penurunan produksi susu adalah hal yang alami terjadi pada sapi perah. Seiring bertambahnya usia, produksi susu pada sapi perah akan terus berkurang.

Sebagai solusinya, peternak biasanya akan menukarkan sapi yang sudah berkurang produksinya dengan sapi yang lebih muda.

Hanya saja, seiring merebaknya wabah PMK, peternak sementara memilih untuk tidak membeli sapi baru demi menjaga agar tidak terjadi penularan wabah PMK.

“Sementara ini kami belum berani mengambil sapi baru karena khawatir terjadi penularan. Biasanya kami mendatangkan sapi perah dari Boyolali. Tapi sekarang kami stop dulu karena wilayah Boyolali banyak terpapar PMK,”paparnya.

Sebenarnya, pembelian sapi baru masih memungkinkan jika peternak memiliki kandang khusus untuk karantina sapi baru yang dibelinya.

“Karena belum ada kandang khusus, sementara kami memang belum membeli sapi baru”tandasnya

Zainal menyebutkan, pada kondisi normal, sapi miliknya bisa menghasilkan susu antara 10-12 liter per hari, sedangkan yang produktivitasnya menurun hingga enam liter per hari sudah saatnya dijual untuk dibelikan sapi laktasi yang baru yang bisa menghasilkan susu hingga 12 liter per hari.

Hanya saja, kata dia, dari 19 ekor sapi laktasi miliknya, tercatat dua ekor sapi yang seharusnya dijual untuk dibelikan sapi laktasi yang baru agar produksi stabil.

Ia mengakui dalam sehari bisa menghasilkan 200-an liter susu, sedangkan saat ini menurun menjadi 170-an liter akibat adanya susu yang produktivitasnya menurun dan belum diganti dengan sapi laktasi baru.

Meskipun sedang muncul wabah PMK, lanjutnya, permintaan susu sapi hingga kini masih stabil dan belum terpengaruh dengan informasi penyebaran PMK.

Kementerian Pertanian telah melakukan distribusi vaksin darurat PMK sebanyak 651.700 dosis sejak Jumat (24/6) dan telah diterima berbagai daerah kantong ternak nasional. Vaksin darurat dipersiapkan sebanyak tiga juta dosis, dan selanjutnya pemerintah akan terus menambah jumlah vaksin PMK hingga 29 juta dosis.

Ali Bustomi