blank
Lestari Moerdijat dengan penuh semangat, memberikan kuliah umum dan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, di Aula Nuku, Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Rabu (29/6/2022). Foto: lmc

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Upaya membangun kemampuan inovasi anak bangsa, harus dibarengi penanaman nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari empat konsensus kebangsaan. Ini dilakukan agar generasi penerus mampu menjawab berbagai tantangan di masa datang.

”Dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi saat ini, setiap anak bangsa harus memiliki kemampuan inovasi dan karakter yang kuat, dilandasi nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari empat konsensus kebangsaan,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat.

Dia menyampaikan hal itu, saat memberikan Kuliah Umum dan Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, di Aula Nuku, Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, seperti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/6/2022).

BACA JUGA: Babak Lanjutan Kompetisi Sepakbola Liga 1 dan Liga 2 Wonosobo Ditunda, Ini Alasannya

Menurutnya, agar anak bangsa memiliki kemampuan inovasi yang baik sejak dini, harus dibangun kemampuan belajar dan menganalisa yang baik, dalam setiap menghadapi persoalan.

Rerie, sapaan akrab Lestari menilai, kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian ini, harus diimbangi dengan kemampuan analisa yang baik. Sehingga setiap anak bangsa mampu beradaptasi dalam menghadapi berbagai perubahan.

”Namun kemampuan inovasi saja tidak cukup. Sehingga setiap anak bangsa harus memiliki karakter yang kuat, lewat pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki,” imbuh dia.

BACA JUGA: Jelang Hari Bhayangkara, Polres Magelang Ziarah ke Makam Pahlawan

Anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu mengakui, nilai-nilai kebangsaan yang ada dan bersumber pada empat konsensus kebangsaan, seperti Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal ika, lahir dari kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia sejak dulu.

Salah satu buktinya adalah, jelas Rerie, lambang Kesultanan Ternate, berupa burung Goheba berkepala dua, dengan kedua sayap yang turun. Dua kepala burung Goheba itu bermakna keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Selain itu, sayap yang turun melambangkan sikap hidup yang harus merangkul semua manusia yang berlainan ras, suku, agama dan golongan.

BACA JUGA: Dirjen Pemasyarakatan Menutup Program Satriya Sancaya Karyadhika di Pulau Nusakambangan

”Jadi jauh sebelum terbentuknya Indonesia dengan Pancasila-nya, di zaman kerajaan-kerajaan Nusantara, sudah memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara kita sekarang,” ujar Rerie.

Pada kesempatan itu, dia juga mengajak para mahasiswa membaca pembukaan UUD 1945 secara bersamaan, dan menyanyikan lagu Bendera dari grup band Coklat, yang membakar semangat peserta kuliah umum.

Riyan