KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki tidak menampik potensi dahsyat keindahan batuan kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong di Kebumen.
Menurut Teten Masduki, geopark (taman bumi) Karangsambung bukan hanya penting sebagai pusat penelitian geologi nasional, namun bisa lebih dikembangkan menjadi destinasi wisata baru. Perlu dilengkapi dengan narasi yang lengkap dari aspek budaya maupun keindahan alamnya.
“Jadi ini perlu digarap bareng-bareng. Jika di Banyuwangi hanya ada satu batu biru, potensi geopark di Karangsambung ini lebih dahsyat sebagai kawasan geologi dengan struktur batuan terlengkap,”tandas Teten Masduki.
Sehabis membuka Kebumen International Expo pada Sabtu (25/6) malam, rupanya Menteri Koperasi dan UKM dengan mengenakan pakaian santai esok paginya diajak Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengunjungi kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong di kantor BRIN Karangsambung. Kegiatan dipandu oleh peneliti utama badan riset dan inovasi nasional (BRIN) Karangsambung Ir Chusni Ansori MT, pada Minggu (26/7).
Bahkan sehabis melihat beberapa koleksi batuan langka di depan kantor BRIN, Teten Maduki dan Bupati Kebumen juga diajak menikmati keindahan Wisata Alam Bukit Penthulu Indah yang tak jauh dari Kantor BRIN. Di sebuah gazebo di Penthulu itu Teten Masduki dan Bupati Arif Sugiyanto serta Chusni Ansori berdiskusi serius tetapi santai seraya menikmati air kelapa muda.
Teten Masduki pun mengagumi kelengkapan struktur batuan di Karangsambung. Bahkan ditunjang dengan pemandangan alam dan wisata hutan pinus udaranya masih segar. Teten menyarankan, perlu ada koordinasi berbagai pihak baik Pemerintah Pusat, BRIN, Pemkab Kebumen serta masyarakat pelaku UMKM.
Mekah-nya Ilmu Geologi
Sementara itu kekaguman terhadap kawasan bebatuan geologi Karangsambung juga diungkapkan oleh Aldi Anugerah (20), mahasiswa semester 6 Jurusan Teknik Geologi ITB. Remaja asal Padang itu bersama 80 mahasiswa ITB tengah melakukan riset lapangan tentang struktur geologi Karangsambung.
Menurut Aldi, selama dua pekan mahasiswa geologi ITB itu melakukan penelitian lapangan dari struktur dan formasi bebatuan Karangsambung. Para ahli geologi meyakini batuan Karangsambung dahulu merupakan lantai samudera yang terangkat.
Aldi mengakui, penelitian lapangan itu melelahkan namun mengasyikkan karena mahasiswa juga naik ke gunung meneliti singkapan batuan. Selanjutnyaa mereka menyusun peta geologi sebagai tugas akhir penelitian.
”Bagi kami mahasiswa geologi, Karangsambung ini ibarat Mekah bagi ilmu geologi. Seluruh mahasiswa geologi di Tanah Air pengin ke sini melakukan riset,”jelas Aldi.
Sedangkan peneliti utama BRIN Karangsamb ung Chusni Ansori menjelaskan, pembagunan kembali kawasan terpadu kampus geologi Karangsambung menggunakan dana APBN Rp 122 M. Meliputi asrama, laboratoriam serta museum geologi.
Asrama bisa menampung 150 tamu dengan dilengkapi ruang belajar.“Pembangunannya sudah mencapai 80 persen,”imbuh Chusni, alumni geologi UGM itu.
Komper Wardopo