Ada juga teman yang bertanya, kenapa hanya foto negatif yang jadi kenyataan, sedangkan foto yang positif seperti jadi dokter, ustad, tidak kesampaian. Jawabnya, sesuatu yang dianggap sebagai penyebab terjadinya kebaikan, sering kali diyakini dari dirinya, dan yang berbau sial, orang lain lebih layak dijadikan “tertuduh”.
Secara hukum manusia ini suatu kebetulan, namun secara hakikat itu sudah ada dalam skenario-Nya. Sebenarnya sudah takdirnya model itu, dan Allah memberi kabar melalui sesama. Dalam hal ini melalui sarana foto.
Tentunya tidak semua model mengalami seperti yang dia peragakan, terutama model yang dalam keseharian berbuat baik, sedangkan model yang perilakunya melawan nilai-nilai kebenaran, alam akan lebih mempercepat karmanya.
Nah, bagi yang pernah saya jadikan foto model dalam buku saya, kalau itu adegan yang baik, semoga menjadi doa bagi kebaikannya. Sedangkan model yang kurang baik, perbanyak doa keselamatan.
Yang merasa waswas, baca doa ini: Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim. (Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.)”
Masruri, penulis buku, praktisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan Cluwak Pati.