blank
- Mahasiswa USM yang sedang melakukan KKN Back to Village V, Tanayu Uni Hayah melakukan Sosialisasi Literasi Media Sosial di RT 5 RW 26 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. (Foto:Humas USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Mahasiswa USM yang sedang melakukan KKN Back to Village V, Tahayu Uni Hayah melakukan Sosialisasi Literasi Media Sosial di RT 5 RW 26 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Kegiatan yang dilakukan selama sebulan itu diikuti puluhan ibu rumah tangga dan remaja.

Tahayu mengatakan, tujuan kegiatan tersebut agar masyarakat menjadi bijak dan kritis dalam memanfaatkan media sosial.

”Saya mengajak masyarakat agar memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar. Banyak informasi positif yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di media sosial,” ujarnya.

Menurutnya, media sosial adalah platform digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, video,dan merupakan platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya.

”Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu telah meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yakni 170 juta orang,” jelasnya.

Salah satu warga, Halimah menceritakan pengalamannya memakai media sosial yang berupa Whatsapp. Dia sempat percaya terhadap berita hoax.

”Saya pernah menemukan beberapa berita hoax di grup saya. Saya pernah mendapat kirimkan informasi, seperti sampaikan ke 15 temanmu kalau tidak kamu akan mendapat sial. Setelah saya pikir, itu informasi bohong,” ujarnya.

Pengalaman lain dialami salah satu remaja, Yani. Dia mengatakan dirinya pernah tertipu belanja online. Dia sudah trasfer uang tapi ditunggu selama 4 hari, barang tak kunjung datang.

Sebelumnya dia percaya karena barang postingan onlineshop sangat bagus dan followersnya juga banyak, tapi salahnya dia tidak melihat likenya di postingannya.

”Menurut saya sekarang kalau mau menyikapi apa pun di media sosial jangan terburu buru dulu. Apalagi sekarang media sosial sangat banyak ujaran kebencian dan hoax, apalagi penipuan. Dipikir dulu sebelum memutuskan membeli barang,” ujar Yani.

Tahayu mengimbau masyarakat untuk memilah pesan yang diperoleh dari media sosial, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kerugian terhadap diri sendiri dan sekitarnya. Sebab media sosial sangat berperan dalam membentuk opini masyarakat.

”Besarnya dampak media sosial tersebut membuat masyarakat harus mampu memilah dan memilih informasi mana yang fakta dan yang opini,”tandas Tahayu.

Muhaimin