blank
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di sela-sela kegiatan Rakernas Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI). Foto: Dok/Humas PAPDESI

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menyatakan dirinya mendorong transformasi desa mandiri dan sejahtera.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri Rakernas Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) di Hotel MG Setos, Kota Semarang, Minggu (5/6/2022).

Untuk mewujudkan hal tersebut, Ganjar meminta Kepala Desa (Kades) se-Indonesia saling berbagi pengetahuan satu sama lain.

Menurut Ganjar, hal itu bisa membuat ‘desa kembar’, yaitu desa yang maju secara merata.

“Ini kita usulkan agar diantara mereka bisa membuat desa-desa kembar. Jadi nanti mereka saling belajar, NTT dengan Jawa, mungkin NTT dengan Sumatera, Sulawesi dengan Kalimantan. Kita berkumpul lah ya, supaya bisa ada nilai tambah dari organisasi ini untuk mensejahterakan rakyat,” terang Ganjar.

Ganjar yang merupakan Ketua Dewan Pembina PAPDESI menyebut, inovasi di desa-desa sangat banyak selama masa pandemi. Khususnya inovasi terkait ketahanan pangan desa di tengah gejolak ekonomi.

“Menurut saya selama pandemi kemarin, inovasi di desa banyak sekali. Saya melihat ojol desa umpama, aplikasi-aplikasi umpama,” kata Ganjar.

“Atau barangkali bagaimana kita mempertahankan ketahanan pangan di desa di tengah situasi dunia yang seperti ini. Desa kita ini lebih kuat, dijaga terus oleh kawan-kawan Kades, perangkat desa,” lanjut Ganjar.

Dirinya mengapresiasi para Kades se-Indonesia, khususnya yang hadir dalam Rakernas PAPDESI.

Menurutnya, PAPDESI adalah bagian dari ikhtiar pemerintah desa di tengah geopolitik yang akan bergerak.

Sementara itu, Ketua Umum PAPDESI, Wargiyati menyampaikan, pihaknya bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan inovasi di desa, dan meningkatkan ekonomi kerakyatan.

Wargiyati berharap jalan PAPDESI untuk mewujudkan transformasi di desa semakin lancar.

“Katakanlah mungkin kripik dibungkus plastik. Dibungkus plastik kan harganya cuma seribu. Tapi kalau packagingnya bagus itu harganya kan bisa lima kali lipat atau sepuluh kali lipat. Itu yang mau kita kembangkan untuk menaikkan ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

“Kita berharap kedepan semakin besar. Tentu saja kita harus ada pendampingan dari pemerintah, untuk mewujudkan masyarakat desa yang sejahtera, mandiri, dan bermartabat,” pungkas dia.

Ning Suparningsih