blank
PENGOBATAN - drh Liza Atika Purwandani melakukan pengobatan hewan yang terkena PMK di Kota Tegal. (foto: Sutrisno)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai masuk Kota Tegal. Sebanyak 8 sapi dan 9 kambing milik H Tasripin (61) warga Jalan Rembang RT 03 RW 04 Kelurahan Debong Tengah, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal positif terjangkit. “Ya betul 8 sapi saya positif kena PMK. Tadinya hanya 1 yang kena beli dari Pasar Randudongkal, Kabupaten Pemalang, tapi akhirnya lainnya ikut kena,” kata Tasripin di kediamannya Jumat (03/06/2022).

Tasripin mengaku dari 8 sapi dibeli pada 16 hari yang lalu di pasar Randudongkal, Kabupaten Pemalang sebanyak 6 enam sapi dan 2 sapi dari Kabupaten Jepara. Menurut Tasripin rencana 8 sapi tersebut persiapan dijual untuk hewan kurban pada Idul Adha mendatang. Sapi akan dijual harga dari mulai Rp 21 juta hingga Rp 30 juta dengan bobot sekira 160 Kg.

Selain 8 sapi yang positif PMK, 9 kambing perahan miliknya yang kandang saling berdekatan dengan sapi akhirnya juga terkena PMK. “Dari 90 kambing, akhirnya yang terkena PMK 9 karena tertular dari sapi,” ungkap Tasripin.

Sub Koordinator Keswan dan Kesmavet Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Pangan Kota Tegal drh Liza Atika Purwandani menjelaskan, berawal laporan dari peternak membeli sapi dari luar kota yang menurut rencana buat hewan korban 6 ekor dari Pemalang dan 2 dari Jepara untuk minta suntik vitamin.

“Esok harinya mulai ditemukan ada sapi yang bergejala ngeces. Dua hari kemudian kita lakukan penanganan dengan pengobatan seperti antibiotik, turun panas dan vitamin,” terang drh Liza usai melakukan pengobatan.

Temuan tersebut selanjutnya dilaporkan ke Kepala Dinas, ke Provinsi Jawa Tengah dan Pusat. Dan hasil pengambilan sampel dari Tim Balai Besar dokter hewan dengan Tim dari Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah terhadap 6 sapi dan 5 ekor kambing dinyatakan dengan hasil semua sampel positif PMK. “Tanpa menunggu hasil sampel dari awal kami sudah rutin melakukan pemeriksaan, memberikan pengobatan, antibiotik dan vitamin,” terang Liza.

Selama pemantauan 14 hari, kata drh Liza, terlihat sudah ada tanda-tanda ke arah perbaikan. Sapi yang tadinya lepuh-lepuh di mulut dan luka di kuku terlihat sudah mulai membaik. Sudah mulai berdiri, napsu makan juga sudah bagus. Produksi susu kambing juga pelan-pelan sudah mulai naik lagi produksinya.

“PMK bukan penyakit zoonosis jadi yang perlu kita edukasi ke masyarakat adalah jangan takut kepada PMK. PMK bukan penyakit yang bisa menularkan dari hewan ke manusia tetapi sangat menular ke sesama hewan. Hewan ruminasia, hewan berkaki, berkuku majemuk seperti sapi, kambing, domba dan babi, itu sangat menular. Tingkat penularannya hampir 100 persen,” pungkas Liza.

Sutrisno