Karena resah dan tidak tahan dengan kelakuan pelaku yang kerap mabuk-mabukan, akhirnya sang istri memberanikan diri bercerita kepada kakaknya, juga paman korban.

Atas saran dari kakaknya, akhirnya ibu korban melapor ke Mapolres Cilacap guna diproses sesuai hukum yang berlaku.

“Begitu mendapat laporan, Kanit IV/PPA beserta anggota melakukan penangkapan terhadap tersangka. Setelah dilakukan pemeriksaan, tersangka akhirnya mengakui perbuatannya,” jelasnya.

Ini bukan kejadian yang pertama kali. Berdasarkan pengakuan korban, persetubuhan ini sudah dilakukan selama dua tahun tanpa sepengetahuan ibu korban.

“Kejadian itu sudah terjadi selama dua tahun terakhir. Tersangka melakukan perbuatanya dari tahun 2020 dengan modus untuk memenuhi hasrat seksual dan birahinya. Selama dua tahun itu, rata-rata pelaku melakukannya dua kali dalam seminggu,” tuturnya.

Dari kejadian tersebut, petugas kepolisian dari Satreskrim Polres Cilacap mengamankan barang bukti satu potong celana panjang warna hitam dan baju warna putih milik pelaku serta satu potong baju kemeja warna merah dan celana panjang warna biru milik korban.

Pelaku dijerat dengan Pasal 81 dan atau Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang.

Wied