JEPARA (SUARABARU.ID) – PLN UIK Tanjung Jati B terus berupaya meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash yang dihasilkan dari hasil pembakaran batubara dalam operasional PLTU.
Pasalnya FABA memiliki potensi pemanfaatan yang sangat prospektif. Selain kualitasnya tidak kalah dengan berbagai material konvensional, tingkat keamanannya juga terjamin.
Hasil uji karakteristik limbah B3 dengan metode TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) menyatakan bahwa seluruh zat pencemar berada di bawah ambang batas sehingga aman bagi lingkungan.
Beberapa inovasi pengelolaan FABA telah diterapkan oleh PLN UIK Tanjung Jati B antara lain adalah untuk pembuatan paving dan batako yang dimanfaatkan untuk bahan bangunan fasilitas umum.
Selanjutnya berkembang untuk pembuatan tetrapod yang berfungsi untuk pemecah ombak dan lain sebagainya.
Terkait dengan pemanfaatan FABA, pada hari Jumat, 20 Mei 2022, PLN UIK Tanjung Jati B menggelar acara trial pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) PLTU Tanjung Jati B sebagai perkerasan jalan lingkungan Perumahan Seguyub Rusunawa, di desa Kedungcino, Jepara.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Hartaya, dan Sekretaris Disperkim, Suhendro, serta dari Pengembang Perumahan. Trial lapangan ini juga disaksikan langsung oleh segenap tamu undangan lain.
Dalam sambutannya Hartaya menjelaskan bahwa FABA dari PLTU nantinya akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Bisa untuk pembangunan jalan yang desa ataupun di lingkungan perumahan. “Ini bisa menjadi contoh bagi desa atau lingkungan yang lain dalam memanfaatkan FABA dari PLN UIK TJB,” ucapnya.
Senior Manager Produksi PLN UIK Tanjung Jati B, Ahadi, yang hadir pada acara tersebut menjelaskan bahwa pemanfaatan FABA di PLTU Tanjung Jati B masih di kisaran 30% dari total FABA yang dihasilkan. Maka dari itu PLN UIK Tanjung Jati B terus mendorong pemanfaatan FABA agar dapat dimanfaatkan secara masif untuk pembangunan insfrastuktur di wilayah Jepara dan sekitarnya.
“Beberapa produk FABA seperti paving, batako, tetrapod sudah kami buat dan hasilnya memenuhi standart produk secara SNI. Uji cor beton menggunakan FABA 50% juga sudah kami lakukan di daerah Sekuping dengan hasil sesuai standart produk beton K250. Kami juga telah melakukan program bedah rumah menggunakan FABA sebanyak 12 rumah di daerah ring 1 PLTU Tanjung Jati B,” ujarnya.
Artinya adalah FABA memang memiliki manfaat yang sangat besar bagi masyarakat,” tutur Ahadi.
Terlepas dari itu, dalam pemanfaatannya PLTU Tanjung Jati B juga mengajukan perubahan persetujuan lingkungan sesuai dengan yang dipersyaratkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Untuk pemanfaatnya harus tercatat dan mengacu kepada standard produk. “Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini kami akan menunjukkan kepada Bapak Ibu tamu undangan bagaimana FABA dapat digunakan sebagai material pengecoran jalan beton. Mudah-mudahan dengan adanya trial ini, masyarakat bisa lebih mengenal manfaat dari FABA dan bisa memicu untuk dapat memanfaatkan FABA secara massif,” pungkasnya.
Selanjutnya pada inti acara, dilangsungkan pengecoran jalan beton menggunakan material FABA PLTU Tanjung Jati B. Komposisi larutan pengecoran sebanyak 5 meter kubik terdiri dari 1 sak semen yang dicampur dengan pasir dengan komposisi sekitar 15% dan FABA sebanyak 61%. Komposit larutan ini dapat digunakan untuk pengecoran jalan sepanjang sekitar kurang lebih 25 meter dan lebar 3 meter.
Hadepe – Alvaros