blank
Rektor Untidar Magelang, Prof Dr Ir Mukh Arifin MSc saat mengalungkan samir kepada Prof Dr A Sri Haryati MPd sebagai guru besar yang baru Universitas Negeri Tidar Magelang. Foto: W Cahyono

MAGELANG(SUARABARU.ID): Universitas Negeri Tidar ( Untidar) Magelang menambah satu orang guru besar. Yakni, Prof Dr A Sri Haryati MPd, guru besar  dalam bidang ilmu Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kota Untidar Magelang.

Pengukuhan guru besar tersebut dilaksanakan pada Sidang Senat Terbuka Untidar Magelang di Gedung dr H R Suparsono kompleks Untidar Magelang, Rabu ( 25/5/2022).

Pada pidato ilmiah pengukuhnannya, yang mengambil judul “ Mitigasi Learning Loss, Sebagai Dampak Pandemi Covid-19,” .

Sri Haryati mengatakan, judul orassi ilmiah tersebut dipilih  dinilai sangat cocok dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Yakni, sempat terganggunya proses kegiatan belajar-mengajak  karena adanya pandemi covid-19.

Menurutna, adanya  penutupan kegiatan belajar mengajar di sekolah selama pandemic cocid-19, mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan belajar,

“Bahkan, hal yang paling ekstrim menunjukkan bahwa penutupan sekolah dapat menyebabkan kerusakan  pencapaian hasil belajar yang tidak dapat diperbaiki,”katanya.

Ia menambahkan, penutupan sekolah  selama pandemic covid -19 tersebut menyebabkan munculnya “learning loss”.  Sedangkan, “Learning loss”  merupakan kondisi sebagian kecil atau sebagian besar dari pencapaian hasil belajar siswa hilang akibat terhentinya proses pembelajaran di sistem pendidikan.

Ia menambahkan, mitigasi learning loss dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko dan dampak hilangnya capaian hasil belajar siswa, yang dikarenakan terganggunya proses pembelajaran  tersebut yang diakibatkan adanya  pandemic covid-19.

Rektor Untidar Magelang , Prof   Dr Ir Mukh Arifin MSc mengatakan, kehadiran Sri Haryati sebagai  guru besar baru di lingkungan Untidar, sangat ditunggu-tunggu untuk pengembangan Untidar ke depan.

”Saat ini, jumlah dosen di Untidar sebanyak 233 orang dengan jumlah mahasiswa sebanyak 12.000 orang. Tetapi, jumlah guru besar masih terlalu sedikit.  Prof Sri Haryati sebagai guru besar yang baru sangat ditunggu-tunggu untuk pengembangan Untidar ke depan,” katanya.

Dengan pengukuhan tersebut, kini universitas yang Untidar Magelang memiliki tujuh orang guru besar. Dari tujuh guru besar tersebut, tiga diantaranya berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan  Untidar Magelang. Yakni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kota Untidar Magelang, yakni  Prof Dr Cahyo Yusuf MPd ( mantan Rektor Untidar), Prof Dr Sukarno MSi ( Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan Prof Dr A Sri Haryati MPd. W Cahyono.

MAGELANG(SUARABARU.ID): Universitas Negeri Tidar ( Untidar) Magelang menambah satu orang guru besar. Yakni, Prof Dr A Sri Haryati MPd, guru besar  dalam bidang ilmu Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kota Untidar Magelang.

Pengukuhan guru besar tersebut dilaksanakan pada Sidang Senat Terbuka Untidar Magelang di Gedung dr H R Suparsono kompleks Untidar Magelang, Rabu ( 25/5/2022).

Pada pidato ilmiah pengukuhnannya, yang mengambil judul “ Mitigasi Learning Loss, Sebagai Dampak Pandemi Covid-19,” .

Sri Haryati mengatakan, judul orassi ilmiah tersebut dipilih  dinilai sangat cocok dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Yakni, sempat terganggunya proses kegiatan belajar-mengajak  karena adanya pandemi covid-19.

Menurutna, adanya  penutupan kegiatan belajar mengajar di sekolah selama pandemic cocid-19, mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan belajar,

“Bahkan, hal yang paling ekstrim menunjukkan bahwa penutupan sekolah dapat menyebabkan kerusakan  pencapaian hasil belajar yang tidak dapat diperbaiki,”katanya.

Ia menambahkan, penutupan sekolah  selama pandemic covid -19 tersebut menyebabkan munculnya “learning loss”.  Sedangkan, “Learning loss”  merupakan kondisi sebagian kecil atau sebagian besar dari pencapaian hasil belajar siswa hilang akibat terhentinya proses pembelajaran di sistem pendidikan.

Ia menambahkan, mitigasi learning loss dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko dan dampak hilangnya capaian hasil belajar siswa, yang dikarenakan terganggunya proses pembelajaran  tersebut yang diakibatkan adanya  pandemic covid-19.

Rektor Untidar Magelang , Prof   Dr Ir Mukh Arifin MSc mengatakan, kehadiran Sri Haryati sebagai  guru besar baru di lingkungan Untidar, sangat ditunggu-tunggu untuk pengembangan Untidar ke depan.

”Saat ini, jumlah dosen di Untidar sebanyak 233 orang dengan jumlah mahasiswa sebanyak 12.000 orang. Tetapi, jumlah guru besar masih terlalu sedikit.  Prof Sri Haryati sebagai guru besar yang baru sangat ditunggu-tunggu untuk pengembangan Untidar ke depan,” katanya.

Dengan pengukuhan tersebut, kini universitas yang Untidar Magelang memiliki tujuh orang guru besar. Dari tujuh guru besar tersebut, tiga diantaranya berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan  Untidar Magelang. Yakni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kota Untidar Magelang, yakni  Prof Dr Cahyo Yusuf MPd ( mantan Rektor Untidar), Prof Dr Sukarno MSi ( Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan Prof Dr A Sri Haryati MPd. W Cahyono.

MAGELANG(SUARABARU.ID): Universitas Negeri Tidar ( Untidar) Magelang menambah satu orang guru besar. Yakni, Prof Dr A Sri Haryati MPd, guru besar  dalam bidang ilmu Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kota Untidar Magelang.

Pengukuhan guru besar tersebut dilaksanakan pada Sidang Senat Terbuka Untidar Magelang di Gedung dr H R Suparsono kompleks Untidar Magelang, Rabu ( 25/5/2022).

Pada pidato ilmiah pengukuhnannya, yang mengambil judul “ Mitigasi Learning Loss, Sebagai Dampak Pandemi Covid-19,” .

Sri Haryati mengatakan, judul orassi ilmiah tersebut dipilih  dinilai sangat cocok dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Yakni, sempat terganggunya proses kegiatan belajar-mengajak  karena adanya pandemi covid-19.

Menurutna, adanya  penutupan kegiatan belajar mengajar di sekolah selama pandemic cocid-19, mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan belajar,

“Bahkan, hal yang paling ekstrim menunjukkan bahwa penutupan sekolah dapat menyebabkan kerusakan  pencapaian hasil belajar yang tidak dapat diperbaiki,”katanya.

Ia menambahkan, penutupan sekolah  selama pandemic covid -19 tersebut menyebabkan munculnya “learning loss”.  Sedangkan, “Learning loss”  merupakan kondisi sebagian kecil atau sebagian besar dari pencapaian hasil belajar siswa hilang akibat terhentinya proses pembelajaran di sistem pendidikan.

Ia menambahkan, mitigasi learning loss dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko dan dampak hilangnya capaian hasil belajar siswa, yang dikarenakan terganggunya proses pembelajaran  tersebut yang diakibatkan adanya  pandemic covid-19.

Rektor Untidar Magelang , Prof   Dr Ir Mukh Arifin MSc mengatakan, kehadiran Sri Haryati sebagai  guru besar baru di lingkungan Untidar, sangat ditunggu-tunggu untuk pengembangan Untidar ke depan.

”Saat ini, jumlah dosen di Untidar sebanyak 233 orang dengan jumlah mahasiswa sebanyak 12.000 orang. Tetapi, jumlah guru besar masih terlalu sedikit.  Prof Sri Haryati sebagai guru besar yang baru sangat ditunggu-tunggu untuk pengembangan Untidar ke depan,” katanya.

Dengan pengukuhan tersebut, kini universitas yang Untidar Magelang memiliki tujuh orang guru besar. Dari tujuh guru besar tersebut, tiga diantaranya berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan  Untidar Magelang. Yakni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kota Untidar Magelang, yakni  Prof Dr Cahyo Yusuf MPd ( mantan Rektor Untidar), Prof Dr Sukarno MSi ( Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan Prof Dr A Sri Haryati MPd. W Cahyono.