blank
Seorang wisatawan sedang menjalani terapi sengat lebah di Ashma Madu Borobudur. Foto: Widiyartono R.

Sensasi Sengat Lebah

Wisatawan yang datang ke sini tak hanya mendapatkan penjelasan bagaimana cara memproduksi madu yang berasal dari lebah itu. Tetapi juga bisa melihat peralatan yang digunakan. Misalnya spinner sebuah alat yang berfungsi untuk meniriskan madu dari sarang lebah.

Pengolahan secara tradisional biasanya dengan cara diperas, tetapi itu tidak terlalu efektif. Dengan mesin spinner yang cara kerjanya persis pengering pada mesin cuci itu, madu yang didapat akan lebih banyak.

Pengunjung juga bisa mencicipi madu yang dihasilkan dari lebah tersebut. Menurut Qosin Purnama, pengelola Ashfa Madu Borobudur, budi daya lebah ini dimulai sejak 2013. Budi day aini meneruskan apa yang sudah dilakukan orang tuanya.

“Sejak tahun 2017, budi daya lebah madu ini kami padukan dengan wisata, menjadi sebuah wisata edukasi,” kata Qosin.

Di te,mpat budi daya lebah madu ini, tentu saja tersedia aneka macam dan jenis madu produknya yang bisa dinikmati secara langsung atau dibeli untuk dibawa pulang oleh wisatawan.

Setelah mendapatkan penjelasan dari petugas, kemudian pengunjung diajak masuk ke dalam, mencoba madu yang disediakan. Ada madu biasa, madu pahit, bee pollen.

“Kami siapkan tester madu untuk pengunjung. Bagi yang sudah terbiasa mengonsumsi madu, biasanya langsung beli untuk dibawa pulang. Tetapi kebanyakan yang dating memang kemudian membeli madu produksi kami,” kata Qosin.

Selain madu yang ditawarkan, pengunjung juga bisa menikmati sensasi terapi sengat lebah. Bagi yang belum barangkali akan merasa ngeri. Apalagi beberapa waktu lalu sering didengar ada rang meninggal karena disengat lebah.

Beda, lebah yang dibudidayakan di sini bukan tawon vespa atau tawon ndhas yang ganas itu. Lebah yang dipelihara di sini memang lebah madu, khas bunga kaliandra. Jadi tidak berbahaya.

Apa manfaat dan bagaimana terapi sengat lebah ini?