blank
Seorang wisatawan sedang mengaduk rebusan air nira, sedangkan Agus Prayitno menguraikan cara pembuatan gula kelapa. Foto: Widiyartono R.

Pengolahan Gula Kelapa

Paket yang dipilih adalah mengunjungi tiga destinasi di Kawasan Borobudur. Yang pertama pengolahan gula kelapa di Karangrejo. Mobil meluncur melewat persawahan dan ladang penduduk. Pemandangan indah di sisi timur Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo tampak nyata. Begitu pula di sisi barat, Gunung Sindoro dan Sumbing tegak berdiri membiru dalam cuaca cerah.

Kita akan sampai di sebuah Kawasan pedesaan yang sejuk di Dusun Sendaren 1, Desa Karangrejo.

Kita akan masuk ke sebuah rumah khas Jawa pedesaan yang Bernama Gubug Kopi. Ada joglo untuk duduk-duduk, kemudian ada aneka jenis produk seperti makanan ringan, kopi bubuk, dan tentu saja gula Jawa baik yang berbentuk cetakan maupun gula halus (ada yang menyebut gula semut).

Gula halus ini biasa juga kita temui di hotel-hotel dalam kemasan bungkus kertas, untuk campuran minum kopi atau teh. Beberapa orang tampak sedang minum kopi di joglo itu. Sementara di dapur, seorang wisatawan berbincang dengan Agus Prayitno, pemilik usaha gula kelapa ini.

Dengan mengenakan celana pendek hitam, baju lurik, dan ikat kepala batik Agus menguraikan bagaimana proses pembuatan gula dari nderes (menyadap nira), memasak, sampai mencetak, atau membuat gula semut.

Membuat gula Jawa itu prosesnya cukup lama, tutur Agus Prayitno, setidaknya harus mengaduk secara terus-menerus rebusan nira selama sekitar dua jam.

“Setelah itu kita cetak sebelum rebusan nila yang mengental ini menjadi dingin. Begitu juga untuk membuat gula halus, juga langsung diolah. Kalau terlambat dan olahan keburu dingin tidak bisa jadi,” kata Agus.