KUDUS (SUARABARU.ID) – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kudus, Mawar Hartopo bergerak cepat menolong Mbah Amir (67), kakek difabel yang tinggal seorang diri di sebuah gubug reyot di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu.
Oleh Mawar, Mbah Amir difasilitasi untuk ditampung sementara di Rumah Pelayanan Sosial Pucanggading, Semarang milik Dinas Sosial Provinsi.
Mbah Amir selama ini menghuni gubuk berukuran 1,5×2 meter. Ia sehari-harinya harus tinggal seorang diri di hunian beralas kasur dan tikar, berdinding spanduk bekas. Gubuknya didirikan di atas tanah milik desa yang letaknya di depan toilet umum.
Mbah Amir yang sudah tak bekerja lagi, sehari-harinya hidup atas bantuan warga sekitar dan pemerintah desa.
Menurut keterangan Mbah Amir, ia terpaksa hidup di gubuk setelah kehilangan penghasilan sebagai tukang becak karena tertabrak motor dua tahun lalu.
Cedera kaki yang dialaminya membuatnya harus melangkah menggunakan tongkat. Tidak banyak aktivitas yang dilakukan setiap harinya, untuk keperluan mandi ia memanfaatkan toilet umum yang hanya berjarak beberapa meter.
“Dulunya saya kerjanya mbecak, tapi sudah berhenti karena kecelakaan. Sebenarnya sudah pernah kecelakaan berkali-kali tapi yang terakhir sampai cedera tulang kaki, buat jalan susah,” jelasnya.
Kepala Desa Setrokalangan, Didik Handono, menjelaskan bahwa Mbah Amir sebenarnya memiliki tiga anak dan kerabat dekat di Kudus. Namun, karena suatu masalah keluarga tidak ada satupun anak-anaknya yang mau merawat. Pemerintah Desa pun sudah mencoba mediasi dan membujuk supaya mbah amir bisa tinggal di rumah anak-anaknya. Tetapi upaya tersebut belum berbuah manis.
“Sudah pernah berkomunikasi dengan keluarga anak-anaknya agar mau menerima dan merawat beliau. Tapi memang karena memang ada masalah keluarga, sampai sekarang mereka belum mau,” jelasnya.
Kisah pilu tersebut sampai ke telinga Ketua TP PKK kabupaten Kudus, Mawar Hartopo. Dirinya bersama tim dari Dinsos P3AP2KB Kudus dan Kecamatan Kaliwungu langsung bergerak cepat ke kediaman Mbah Amir.
Beberapa bantuan paket sembako dan kebutuhan pokok lainnya diserahkan secara langsung. Mawar Hartopo juga membujuk Mbah Amir agar mau direhabilitasi ke Panti Pucang Gading yang tepatnya berada di Jl. Sarwo Edi Wibowo, Kec. Pedurungan, Kota Semarang.
“Kita bujuk agar beliaunya direhab ke panti, kita bawa ke Semarang. Supaya di sana lebih terawat. Karena selama ini kalau makan itu dari pemberian tetangga-tetangga,” tuturnya.
Setelah dibujuk, akhirnya Mbah Amir mau direhabilitasi ke Panti Pucang Gading Semarang. Pada hari itu juga, ia langsung diantar dengan menggunakan mobil berplat merah. Dirinya pun tiba di panti yang dikelola oleh Dinsos Provinsi Jateng tersebut pada Rabu Sore (18/5).
Camat Kaliwungu Satria Agus Himawan menerangkan, pemindahan Mbah Amir ke panti semata-mata untuk memberikan perawatan dan tempat tinggal yang layak. Upaya tersebut juga diharapkan mampu menggugah hati anak-anak Mbah Amir, agar nantinya mau kembali menerima dan merawatnya sebagai keluarga.
“Di Panti Sosial Pucang Gading Semarang, supaya dapat tempat tinggal yang layak dan perawatan yang baik sehingga kondisi mbah amir bisa tetap sehat. Harapan kami nantinya anak-anaknya bisa tergugah dan bisa dijemput,” ujarnya.
Tm-Ab