blank
Petugas Dinas Pertanian Kudus saat melakukan pengecekan pemeriksaan terhadap ternak yang ada di Kudus. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Dinas Pertanian melakukan pemeriksaan terhadap pusat peternakan sapi dan kerbau di sebagai antisipasi penularan PMK terhadap hewan ternak di wilayahnya, Kamis (12/5)

Dalam pengecekkan yang dipimpin oleh Sub Koordinator Produksi dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Kudus, Sidi Purnomo bersama staf dokter hewan dari dinas, petugas menyasar tiga lokasi pusat ternak yakni peternakan sapi potong Desa Besito, Kecamatan Dawe, peternakan sapi perah Sumber Berkah desa Garung Lor, Kecamatan Kaliwungu dan sentra peternakan kerbau di Desa Prambatan Lor, Kecamatan Kaliwungu.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, petugas sejauh ini masih belum mendapati adanya indikasi hewan ternak di Kudus yang tertular PMK.

“Meski demikian, semua harus tetap waspada dan mengantisipasinya agar penyakit ini tidak merebak di Kudus,”kata Sidi.

Menurut Sidi, PMK merupakan penyakit lama yang menjangkiti hewan ternak. Namun, Indonesia sebenarnya sudah dinyatakan bebas PMK sejak tahun 1990 silam.

Sehingga, munculnya lagi PMK terutama di wilayah Jawa Timur, patut menjadi kewaspadaan tersendiri. Sebab, penularan PMK terbilang sangat cepat dan dapat berakibat kematian pada hewan ternak.

“Penularannya cepat dan berakibat kematian. Oleh karena itu antisipasi harus terus dilakukan,”tandasnya.

Mengenai tanda-tanda PMK pada hewan ternak yang harus diketahui masyarakat adalah ciri-ciri hewan ternak yang terkena adalah demam tinggi, muncul air liur berlebihan dan berbusa, serta ada luka lepuh di rongga mulut atau pada lidah.

Kemudian, ciri lainnya adalah hewan ternak tidak mau makan. Kukunya juga luka, bahkan bisa lepas jika bobot ternak lebih 400 kg. Selain itu, ternak menjadi sulit untuk berdiri, gemetaran, dan napasnya cepat.

Disinggung mengenai potensi penularan terhadap manusia, Sidi mengatakan masyarakat tak perlu khawatir. Sebab, penyakit tersebut tidak menular ke manusia.

“Asalkan saat dikonsumsi daging atau susu hewan ternak direbus selama 30 menit, sudah cukup aman bagi manusia,”paparnya.

Selain melakukan pengecekan kesehatan hewan secara berkala, Dinas Pertanian juga terus melakukan monitoring dan tracking terhadap lalu lintas ternak yang keluar masuk di wilayah Kabupaten Kudus.

“Terutama hewan ternak yang didatangkan dari Jawa Timur, harus terus dipantau kondisi kesehatannya,”tukasnya.

Di wilayah Kabupaten Kudus, jumlah populasi ternak adalah sapi potong 8.679 ekor, sapi perah 192 ekor, kerbau 1.836 ekor, kambing 26.117 ekor, dan domba 13.555 ekor

Zainal Arifin, pemilik ternak sapi perah di Desa Garung Lor mengatakan, merebaknya wabah PMK ini memang membuat kalangan peternak khawatir. Namun demikian, pihaknya berharap petugas dari Dinas Pertanian terus melakukan monitoring agar wabah PMK tidak sampaj merebak ke Kudus.

“Selama ini secara periodik petugas Dinas memang sering melakukan pengecekan kesehatan ternak kami,”paparnya.

Tm-Ab